WAA - Denmark 21/01/16, Masih ingat kita dengan peristiwa peperangan di Aceh yang telah menghenyatkan hati, mengapa tidak pada tanggal 22 Januari tahun 2002, telah syahid Teungku Abdullah Syafi´ie sang panglima perang Aceh merdeka, dalam sebuah pertempuran di Pidie.
Genap 14 tahun Teungku Abdullah Syafi'ie syahid dalam perang bersama istri dan pasukan beliau. Semoga Kita semua mendoakan kepada Allah untuk selalu kelapangan kubur beliau dan semua syuhada'.
Ya Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tempatkan lah Panglima kami Teungku Abdullah Syafi´ie di sisiMu Ya Allah, ampunkanlah dosanya, terimalah amal ibadahnya. Dan berikanlah kami pengganti nya. Aamiin.
Mari kita teladani perjuangan beliau, kisah kesederhanaan dan keikhlasan serta kesetiaan kepada kepentingan rakyat dan bangsa Aceh.
Sudah beberapa kali pemilihan, baik pemilihan anggota dewan dan kepala daerah, gambar beliau selalu dipasang untuk kampanye. Seolah-olah para calon akan meneruskan perjuangan beliau. Ternyata setelah menang terpilih, perjuangan beliau justru ditinggalkan dan dilupakan. Apa yang diajarkan beliau tidak diteladani dengan baik.
Cukup yang sudah-sudah ! Ke depan mari kita menghormati Almarhum Teungku Abdullah Syafi´ie, Paduka Wali Neugara Aceh dan para syuhada' dengan tidak memperjual-belikan nama mereka di spanduk atau poster. Kita hormati mereka dengan menyambung tugas dan amanah mereka yaitu membela hak-hak rakyat Aceh.
Mari kita lanjutkan perjuangan yang telah digariskan oleh para syuhada itu dengan cara-cara yang sesuai dengan geunareh perjuangan yang sudah diletakkan dasarnya dengan darah dan airmata.
Teungku Abdullah Syafi´ie, contoh mulia untuk kita semua yang harus di praktekkan dalam melanjutkan perjuangan seunambong nibak peubibeuh bangsa deungan cara teuhormat.
(MZ/HS)