Kesinambungan Dalam Amal Shaleh

Tgk Safrizal July [Foto Dok/Waa].


WAAMinggu 22/11/2009 OPINI, Oleh: Tgk Safrizal July, S.Pd.I.

Sesungguhnya puji-pujian hanyalah milik Allah, kita memuji, meminta pertolongan dan ampunan dan kita berlindung kepada-Nya dari segala kejahatan diri-diri kita dan dari kejelekan amalan-amalan kita, barang siapa yang diberikan petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada yang memberi petunjuk baginya, dan aku bersaksi Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.

Sesungguhnya tidaklah Allah menciptakan makhluk dan memberikan tempat tinggal di permukaan bumi ini, kecuali untuk menguji siapa yang terbaik amalannya diantara mereka. Bahkan Allah mengutus kepada mereka Rasul-rasul dan menurunkan atas mereka Kitab-kitab [ (mereka kami utus) sebagai Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana].

Kemudian Allah menutup Rasul-rasul dengan yang paling utama diantara mereka dan umatnya yang terbaik, kemudian Allah menjadikan Rasulullah e Rasul yang paling utama kepada umat yang terbaik, dan mengutusnya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk menampakkan atau dimenangkan diatas seluruh agama. Maka Rasulullah  e mengajak umatnya untuk beriman, dimana iman adalah pembenaran di dalam hati, dan diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amalan anggota tubuh. Allah berfirman: [Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menatapi kesabaran] Al Ashr:1-4.

Dengan demikian maka jelaslah bahwa amal shalih adalah sesuatu yang harus diperoleh agar manusia dapat dikatakan seorang mukmin dan walaupun seseorang itu mengaku bahwa ia beriman, namun ia meninggalkan amal yang shalih, seperti shalat, zakat puasa dan haji, maka sesungguhnya dia bukanlah seorang mukmin, karena ia tidak melaksanakan amal yang shalih dan sebaik-baik amalan yang dicintai oleh Allah adalah amalan yang dikerjakan seseorang secara kontinyu dan berkesinambungan dalam amal-amal sholeh adalah hal yang sangat penting dalam agama Islam, dan hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Sesungguhnya apa-apa yang diwajibkan oleh Allah, diwajibkan secara berkesinambung-an dan hal tersebut adalah hal yang paling dicintai oleh Allah, sebagaimana dalam hadits qudsi : [Dan tidaklah hambaku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai, dari apa yang Aku wajibkan kepadanya].

Terkecuali ibadah haji yang hanya diwajinkan sekali seumur hidup sebagai keringanan kepada umat Muhammad e. Dan apabila amalan yang dicintai oleh Allah diwajibkan terus-menerus, maka hal tersebut menjadi bukti akan pentingnya berkesinambungan dalam amal yang shaleh.

B. Sesungguhnya dari petunjuk Nabi e adalah berkesinambungan dalam beramal shaleh, dari ‘Aisyah beliau berkata : {adalah Rasulullah e jika mengerjakan satu amalan, maka beliau menetapkannya, dan jika beliau tertidur pada malam hari atau sakit, maka beliau shalat pada waktu siang sebanyak 12 raka’at} HR. Muslim.

Dan dari ‘Aisyah  juga mengatakan : {Dan adalah Nabi e jika beliau shalat maka beliau cinta untuk terus menerus melakukannya. Dan jika beliau tertidur atau malas untuk melakukan shalat malam, maka beliau shalat pada siang hari sebanyak 12 raka’at} HR. Muslim.

C. Sesungguhnya amal shaleh yang berkesinambungan lebih dicintai Allah dan Rasul-Nya.

Dari ‘Aisyah  berkata : Rasulullah e bersabda : {Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang berkesinambungan walaupun sedikit}. HR. Bukhari.

Dan dari Masruq berkata : {Saya bertanya kepada ‘Aisyah amalan apakah yang paling dicintai oleh Rasulullah e ….? ‘Aisyah  berkata :Yang berkesinambungan). HR. Bukhari dan Muslim.

D. Sesungguhnya barang siapa yang meninggalkan suatu amalan yang merupakan kebiasaannya, maka dianjurkan baginya untuk menggantinya, seandainya hal tersebut bukan satu hal yang penting, maka hal tersebut tidak disyari’atkan.

Dari Umar bin Khattab t Berkata Rasulullah e : {Barang siapa yang luput darinya…. atau dari separuhnya pada malam hari, maka hendaklah ia membacanya antara shalat fajar dan dhuhur, maka hal itu seperti ia membacanya pada malam hari} HR. Muslim I/515 No. 747.

Dampak amal yang berkesinambungan

Senantiasa hatinya terpaut dengan pencipta-Nya dari apa yang diberikan kepadanya ke-kuatan, keteguhan dan ketergantungan dengan Allah dan bertawakkal kepada-Nya, maka cukuplah Allah sebagai tumpuan harapannya. Allah berfirman : [Dan barang siapa yang bertawakkal pada-Nya, maka cukuplah ia baginya], dan dari sinilah para ulama mengambil pelajaran atau hikmah disyari’atkannya dzikir mutlak dan terikat dengan berbagai keadaan.

Menjaga jiwa dari kelalaian dan melatihnya di dalam melakukan amalan yang baik, se-hingga akan menjadi mudah baginya. Yang selanjutnya akan menjadi sebuah kebiasaan baginya dan tidak akan terlepas darinya disebabkan rasa cinta dlaam melakukannya, sebagaimana ia akan menyibukkanmu dengan kemaksiatan.

Berkesinambungan dalam beramal adalah sebab untuk meraih cinta Allah Ta’ala kepada hambanya dan loyalitas hamba pada Allah. Allah Ta’ala berfirman : [Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.].

Berkesinambungan dalam amalan yang shaleh adalah sebab kesuksesan dari segala kesulitan, dari Ibnu Abbas  berkata :….Al Musnad I/307 dan Turmudzi no.2516 dishahihkan oleh Al Albani, Shahih Turmudzi no.2043.

Berkesinambungan dalam amal shaleh akan mencegah dari perbuatan-perbuatan yang keji, Allah Ta’ala berfirman : [Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat.Sesungguhnya shalt itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar] Al Ankabut:45.

Dan dari Abu Hurairah berkata : Telah datang seorang lelaki kepada Nabi dan berkata : Sesungguhnya ada orang yang shalat pada malam hari dan jika tiba waktu pagi dia …….

Berkesinambungan dalam amal yang shaleh adalah merupakan sebab dihapusnya dosa dan kesalahan-kesalahan, dan dalil yang menunjukkkan hal ini sangatlah banyak diantaranya dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah  berkata : berkata Rasulullah: {Bagaimanakah pendapat kalian jika terdapat sungai didekat pintu salah seorang diantara kalian dan ia mandi pada sungai tersebut setiap hari sebanyak 5 kali, maka apakah tersesa padanya kotoran (daki)? Mereka berkata : tidak, berkata Rasulullah : demikian halnya dengan shalat 5 waktu yang dengannya dapat menghapus dosa-dosa}HR. Bukhari 2/15 no.528 dan Muslim 1/462 no.667.

Dan dari Abu Hurairah berkata : berkata Rasulullah : {Barang siapa yang berkata Subhanallahi wabihamdihi, (segala puji bagi Allah dengan memujinya) 100 kali dalam sehari, maka akan dihapuskan kesalahan-kesalahannya, walaupun sebanyak buih dilautan}HR. Bukhari 4/247 no.6405 dan Muslim 4/207 no.2691.

Berkesinambungan dalam amal shaleh adalah merupakan sebab seseorang mendapatkan khusnul Khatimah (baik pada akhir hidupnya), hal ini karena seorang mukmin yang bersabar dalam melaksanakan keta’atan sebagaimana kesabarannya untuk tidak bermaksiat pada Allah serta mengharapkan ganjaran dari Allah.  Serta mengokohkan hati dan keteguhannya di atas jalan kebaikan dan terus menerus berusaha mengekang hawa nafsunya di dalam melawan segala kejahatan, maka Allah akan menunjukkan baginya jalan menuju khusnul khatimah. Allah Ta’ala berfirman : [Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang yang berbuat baik]Al Ankabut:69, dan Allah berfirman : [Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh, dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang zhalim dan memperbuat apa yang Ia kehendaki]. Ibrahim:27

Berkesinambungan dalam amal yang shaleh adalah sebab untuk mendapatkan perlindungan / naungan Allah . Pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya (hari kiamat).

Dikeluarkan oleh Bukhari dengan sanadnya dari Abu Hurairah t dari Nabi e : Sesungguhnya beliau bersabda : {Ada 7 golongan yang dinaungi oleh Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya : Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah pada Tuhan-Nya dan lelaki yang hatinya bergantung di masjid dan dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karena Allah, dan lelaki yang diminta seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, tetapi ia berkata, saya takut pada Allah dan seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai tangan kanannya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kirinya dan seseorang yang mengingat Allah di malam yang sunyi dan air matanya mengalir}. HR. Bukhari 2/186 no.659 dan Muslim 2/715 no.1031. Hal tersebut disebabkan karena keadilan seorang Imam dan Pemuda yang tumbuh beribadah pada Tuhannya dan ketergantungan hati seseorang dengan masjid dan saling mencintainya dua orang tersebut karena Allah, haruslah secara terus menerus sampai mendapatkan keutaman yang agung ini.

9. Berkesinambungan dalam amal shaleh adalah merupakan sebab kesucian hati dari nifaq dan selamatnya seseorang dari neraka. Dari Anas bin Malik t berkata : bersabda Rasulullah : {Barang siapa yang shalat selama 40 hari secara berjama’ah dan mendapatkan takbir yang pertama, maka ditetapkan baginya dua kebebasan, kebebasan dari neraka dan kebebasan dari kemunafikan}. HR. Turmudzi 2/7 dan berkata Al Albani, Kemudian ketahuilah wahai hamba Allah ?? ??? bahwa barang siapa yang terus-menerus dalam amal yang shaleh kemudian terhenti disebabkan karena sakit, safar atau tertidur, maka akan tetap dituliskan pahala baginya. Dikeluarkan oleh Bukhari dengan sanadnya dari Abi Musa Al Asy’ari berkata : berkata Rasulullah: {Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar, maka akan ditulis baginya pahala, sebagaimana ia mengerjakannya ketika muqim dan sehat …} HR. Bukhari 6/165 no.2996.

Dan dari ‘Aisyah  berkata, sesungguhnya Rasulullah  e. bersabda : {Tidaklah seseorang yang biasa melakukan shalat lail lalu ia tertidur, kecuali Allah menetapkan baginya pahala shalatnya dan tidurnya itu adalah sedekah untuknya} HR. Nasa’i 3/257 dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no.5691.

Sebab-sebab penunjang untuk mewujudkan amal shaleh yang berkesinambungan Tekad yang kuat . kemauan yang kokoh untuk melaksanakan amal secara kontinyu, apapun halangan yang merintanginya. Dan dalam hal ini haruslah dibuang sifat lemah dan malas dimana kedua sifat tersebut adalah merupakan penyakit yang merusak aktivitas, sehingga akan terlupakan dan menurunkan semangat dan gairah yang tidak disadari oleh jiwa setelah memohon perlindungan pada Allah. Dengan keinginan yang kuat dan tekad yang kokoh maka jiwa akan terbebas dari hal-hal tersebut.

Niat dalam beramal dan tidak membebani atau memberat-beratkan diri, karena hal itu akan lebih mengajak dan menjamin akan kesinambungan amal tersebut. Dimana jiwa manusia kita biarkan untuk beristirahat, karena apabila seseorang terlalu memberatkan sjiwanya, maka jiwa tersebut akan merasakan kebosanan dan akan berhenti dari aktivitasnya, dan berbeda apabila kita mengendalikannya sesuai dengan kemampuannya dan membimbingnya ke jalan yang benar secara perlahan-lahan, dan setiap kali ia merasakan keringanan dan keinginan untuk melakukan perbuatan baik, maka akan menambah sesuatu amalan yang tidak memberatkannya, sebagaimana yang pernah dikatakan : “Sedikit tetapi berkesinambungan lebih baik daripada banyak tetapi terhenti).

Oleh karena itu bersabda Rasulullah : {Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang berkesinambungan walaupun sedikit}.HR. Bukhari 10/314 No.5861 dan Muslim 1/541.

Dan dari ‘Aisyah berkata : bersabda Rasulullah e : {kerjakanlah dari amalan yang engkau mampu, sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan}. HR. Bukhari 1/126 no.39. Dan tidaklah seseorang memberatkan jiwanya dalam sebuah hukum karena hal itu memungkinkan untuk terputusnya suatu amalan, bahkan dikhawatirkan akan lebih dari itu.

Dari Abu Hurairah t berkata : bersabda Rasulullah : {Sesungguhnya agama itu mudah dan tidaklah seseorang berlebihan dalam agama kecuali dia akan dikalahkan, maka, dan dekatilah dan berilah berita gembira dan mintalah pertolongan. Dengan hal ini jelaslah sudah pentingnya berkesinambungan dalam amalan yang mana dimulai dari amalan yang mudah dan seterusnya. Dan hendaklah ia mengingat apa yang telah dilakukannya dari perbuatan dosa dan seharusnya ada amalan-amalan kebaikan yang menghapusnya. Karena sesungguhnya perbuatan baik menghapuskan perbuatan-perbuatan yang jelek.

Dari Abi Hurairah berkata : bersabda Rasulullah : {Bertaqwalah pada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan jahat dengan kebaikan, niscaya akan menghapuskannya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik}. HR. At Turmudzi no.1987 dan dishahikan oleh Al Albani pada Shahih Turmudzi no.1618, pada hadits ini adalah perintah pada setiap waktu dan keadaan.

Dan akhirnya : Sesungguhnya tidaklah pantas bagi seseorang yang berkesinambungan dalam amal shaleh untuk meninggalkannya Dari Abdullah ibnu ‘Amr bin Ash’ t berkata : bersabda Rasulullah : {Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan yang mendirikan shalat malam, lalu ia meninggalkannya}. HR. Bukhari 3/48 no.152 dan Muslim 1/814.

Ya Allah, jadikanlah kami dari orang-orang yang bersegera / berlomba kepada kebaikan yang jauh meninggalkan kemungkaran, yang tenang di dalam kamar-kamar di surga bersama orang-orang yang engkau beri nikmat dan engkau pelihara dari kejelekan-kejelekan.

Tgk Safrizal July adalah Aktivis World Achehnese Association
Previous Post Next Post