WAA News - Sejarah terus mencatat, pada hari Rabu, 26 Maret 1873 - 26 Maret 2014 hingga sudah mencapai masa 141 tahun. Dimana ketika itu penjajah Belanda mengumumkan atau mengultimatumkan maklumat perang nya terhadap kerajaan Atjeh setelah kerajaan Atjeh menolak (Sultan Mahmud Syah), apa yang di inginkan oleh gubernur Hindia Belanda tersebut :
- Aceh menyerah kalah dengan tanpa syarat;
- Turunkan bendera Aceh dan kibarkan bendera Belanda;
- Hentikan perbuatan berpatroli di Selat Melaka;
- Serahkan kepada Belanda sebagian Sumatera yang berada dalam lindungan Sultan Aceh;
- Putuskan hubungan diplomatik dengan Khalifah Osmaniyah di Turki
Maka sebagai anak bangsa yang masih mempeunyai integritas mengakui keudaulatan negara Atjeh tetap harus memperingati hari-hari tersebut sebagai moment mengkaji kembali, apa yang sudah berlaku di masa lampau sehingga sampai hari ini Aceh masih dalam belenggu jajahan kakitangan belanda, yaitu Indonesia yang masih menjajah Aceh sampai hari ini sejarah moderen. Mungkin maklumat perang belanda terhadap kerajaan Aceh dulu harus dipertanggung jawabkan oleh Belanda terhadap Aceh hari ini.
Begitu besarnya pengorbanan tumpah darah yang sudah dilakukan para syuhada-syuhada Aceh ketika dulu untuk mempertahankan kaudaulatan kerajaan Aceh. Oleh demikian, maka bagi organisasi World Acehnese Association (WAA) atau persatauan masyarakat Aceh seluruh dunia, untuk memprioritaskan dalam program tahunan WAA. Bahwa pada setiap tanggal 26 Maret memperingati hari penyataan perang Belanda terhadap kerajaan Aceh dulu sebagai hari berkabung serta mengingati jasa-jasa para pahlawan Aceh dan senantiasa berdoa untuk mereka.
Semoga regenerasi bangsa Aceh kedepan tidak luput dari ingatan sejarah para leluhurnya yang penuh memori kelam dan gemilang.
Aalborg 26 Maret 2014
Koordinator World Acehnese Association
Hassan Basri