Pembunuhan Ex Panglima GAM Sebuah Kemunduran Masa Transisi di Aceh

Tgk Saiful (Cagee) memberishkan tunas-tunas muda dari tanaman cokelatnya. [Foto/SERAMBI/YOCERIZAL]

WAA - Minggu 24/07/2011, Pembunuhan Ex Panglima GAM Sebuah Kemunduran Masa Transisi di Aceh

WAA Headquarters – World Achehnese Association (WAA) sebuah organisasi perkumpulan Masyarakat Aceh di luar negeri, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya saudara Saiful (Cage) 42 tahun “Pernah menjadi panglima GAM di Wilayah Batee Iliek” Aceh, menurut kabar yang kami terima, beliau terbunuh karena di tembak oleh orang yang belum diketahui identitasnya, penembakan terjadi di depan Warung Gurkha, Matang Geulumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Bireuen, Aceh, Jumat malam 22/7.

Kepada seluruh anggota GAM baik yang pernah aktif sebagai sipil GAM maupun tentra GAM, Kami meminta untuk tidak terpengaruh dan terprofokasi dengan ulah pembunuh yang di sebut masih dalam pengejaran pihak polisi.

WAA melihat bahwa Pembunuhan Saiful (Cage) merupakan proses transisi dan reintegrasi yang mundur dalam perdamaian Aceh, bahkan pembunuhan cage lebih kepada upaya memeperkeruh kondisi politik di Aceh , Sebelumnya menjelang pemilu pada tahun 2009, Dedi Novandi alias Abu Karim (33), anggota KPA Bireuen (Wilayah Batee Iliek) juga ditembak mati oleh orang yang tidak di ketahui.

Kami mengimbau kepada seluruh rakyat Aceh untuk mempertahankan diri dari tindakan dan sikap yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan kita, Perdamaian yang telah di raih dengan susah payah perlu kita pertahankan bersama.

Demikian,

Fjerritslev – Denmark
Minggu 24 Juli 2011

Tarmizi Age/Mukarram
Koordinator World Achehnese Association
Ban Sigom Donja Keue Aceh!
Previous Post Next Post