WAA – Jumat 18/12/2009, DENMARK - Di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim di Copenhagen, Denmark, Asisten Keistimewaan Aceh Pembangunan dan Ekonomi, Ir. Teuku Said Mustafa melakukan kunjungan ke (power plan) pabrik pembangkit listrik tenaga Biomas Oresunds Kraft dengan bahan bakar berupa pellet di Helsingborg, Swedia (16/12). Pellet adalah sampah kayu atau serbuk-serbuk kayu yang dipadatkan. Pabrik bio mass Oresunds Kraft menghasilkan energi listrik dengan total 200 Megawatt dan dibutuhkan 220 ribu ton per tahun pellet dari luar Swedia. Dalam kunjungan itu Ir. Said Mustafa didampingi oleh Fauzan Azima dan Tedi G dari BPKEL, Luke Swainson dan Nils Madsen dari Global Eco Rescue (GER).
Said Mustafa mengatakan bahwa saat ini Aceh masih mengalami krisis energi listrik. Berbagai upaya akan dilakukan oleh Pemerintah Aceh dalam memenuhi kebutuhan listrik. Oleh karena itu berbagai peluang yang tersedia dalam rangka memenuhi listrik di Aceh perlu dimanfaatkan. Seperti pemanfaatan biomas sebagai power plant yang mempunyai prospek yang cukup penting untuk dikembangkan di Aceh mengingat potensi bahan baku yang tersedia, seperti limbah kayu dan ranting-ranting kayu cukup banyak tersedia di Aceh yang dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Hal itu juga sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Aceh mewujudkan “Aceh Green vision”. Artinya seluruh infrastruktur di Aceh harus memperhatikaan prinsip-prinsip “pembangunan berkelanjutan.”
Kunjungan ke salah satu pembangkit listrik tenaga biomas di selatan Swedia itu sangat penting untuk mencari informasi dan peluang dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di Aceh. Salah satu hambatan investasi industri di Aceh saat ini adalah karena tidak cukup tersedianya energi listrik. Saat ini kita sangat bergantung kepada Sumatera Utara. Akibanya Aceh sering terjadi pemadaman listrik secara bergilir.
Jadi, dengan kunjungan ke power plant Oresunds Kraft ada dua hal yang bisa dilakukan untuk Aceh, pertama, membangun power plant dengan tenaga biomas. Kedua, buat pabrik pembuat pellet untuk di eksport ke Erofa mengingat bahan bakunya cukup tersedia di Aceh. Aceh tidak perlu menebang kayu, tapi cukup diambil ranting-rantingnya saja dibersihkan. Ranting-ranting kayu inilah dijual ke pabrik pembuat pellet. Nah, BPKEL dan mitra kerjanya dari Global Eco Rescue (GER) sedang menjajaki kemungkinan pembangunan power plent tenaga biomas.
Demikian press release kami sampaikan, atas kerjasamnya kami sampaikan terima kasih.
Copenhagen, 16 Desember 2009
Fauzan Azima
Kepala Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL)