Pimpinan-pondok-pesangtren-Darul-Huda-Teungku-Hamdani |
WAA News - Di Aceh Tamiang, Akibat tidak mendukung Partai Aceh (PA)
tiga Teungku Dayah diduga dianiaya oleh 7 orang kader (simpatisan) Partai Aceh.
Akibat penganiayaan tersebut yang terjadi pada Minggu malam (19/4) saat ceramah
agama memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW di pondok pesangtren Darul
Huda.
Hal kejadian tersebut dilakukan oleh 7 orang yang diduga
kuat kader (simpatisan) Partai Aceh (PA) terhadap pimpinan Dayah (Pesangtren)
Darul Islah Teungku Rasyib, warga Gampoen Beurandeh, dan pimpinan pondok
pesantren (Dayah) Darul Huda Teungku Hamdani warga Gampoeng Mesjid, pemukiman
Manyak Payet, Kecamatan Manyak Payet, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.
Serta seorang penceramah Maulid Teungku Nasruddin, dari Kecamatan Jenib
Kabupaten Bireun, Aceh.
Menurut beberapa tokoh masyarakat Gampoeng (desa) setempat
yang tidak mau di tulis namanya pada awak media ini mengatakan, pada malam
kejadian Tgk. Nasruddin diundang oleh Tgk. Hamdani untuk mengisi ceramah Maulid
Nabi di pesantren Darul Huda, dalam ceramah tersebut sang ustad mengupas
tentang ajaran sesat.
Dalam ceramah Tgk. Nasruddin mengupas tentang ajaran sesat
yang saat ini berkembang di masyarakat, dengan tidak sengaja sang Ustad
menyebutkan nama salah seorang Teungku SB, dengan bahasa SB itu, dulunya juga
pernah menuntut (belajar) di tempat saya belajar, sebut Nasruddin dalam
ceramahnya.
Hasil investigasi awak media ini di pesantren Darul Huda
Minggu malam (20/4) terlihat puluhan santri berjaga-jaga untuk mengantisipasi
kejadian selanjutnya. Menurut Tgk. Hamdani saat di temui awak media ini di
Dayah tersebut mengatakan, "kami tidak tahu apa salah kami, memang benar
dua tahun yang lalu, dia SB pernah di proses terkait dugaan praktek aliran
sesat, namun hingga saat ini belum ada kejelasan," ujar Tgk. Hamdani.
Menurut Tgk. Hamdani lagi, "Saya bersama Tgk. Rasyib
dan Tgk. Nasruddin sedang duduk usai ceramah, di kabari ada oknum dari Partai
Aceh (PA) Ingin ketemu, dan kami persilakan, setelah ketemu dengan mereka kami
di paksa ke Menasah. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginin kami dengan
menggunakan Mobil Kijang RGX milik Tgk. Nasruddin langsung berangkat. Di jalan
rombongan terus di cegat, sehingga sampai di pintu pagar menasah, kami lihat
tidak ada sipapun di sana, mobil kami di lempar dengan batu, kami di paksa
turun, "sebut Tgk. Hamdani. ( Berita hukum.com )