ZULHILMI ZULKIFLI |
Oleh: ZULHILMI ZULKIFLI
WAA - Kuala Lumpur, 06/05/2012, Pemerintah Aceh dibawah kepemimpinan Dr.Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf merupakan harapan baru Rakyat Aceh dan perlu membangun komunikasi dan kerjasama yang lebih intensif dan positif dengan pemerintah Malaysia dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Demikian salah satu rekomendasi Konggres Tanoh Rincong Student Association (TARSA) Malaysia pada tanggal 5 Mei 2012 di Auditorium kampus International Islamic University Malaysia (IIUM).
Malaysia memiliki tokoh pembangunan seperti Dr. Mahathir Muhammad dan Tan Sri Sanusi Junid yang telah sukses membawa Malaysia sebagai Negara Muslim kearah yang lebih maju dan disegani di Asia Tenggara. Dengan pengalamannya tersebut beliau punya hubungan kuat dengan Negara-negara Islam di Timur Tengah dan Asia Tenggara yang patut dipelajari dan dekati untuk menarik minat dana-dana investasi dari Negara Islam di Timur Tengah. Pemerintah Malaysia sekarang dalam amatan kami masih sangat kuat dipengaruhi oleh peran Dr. Mahathir dan Tansri Sanusi Junid yang merupakan putra Asli Aceh.
Konggres X kemarin dibuka secara resmi oleh penasehat TARSA Dr. Hafas Furqani dan turut mengundang mahasiswa Aceh di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Bangi, Universitas Malaya (UM) Petaling Jaya, Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Tanjung Malim,Perak dan sejumlah tokoh Aceh di Malaysia.
TARSA yang berdiri pada tahun 1991 dari Usrah (pengajian) mahasiwa Aceh di Malaysia merupakan organisasi mahasiwa Aceh tertua di Malaysia. Kongres yang ke sepuluh kemarin berlangsung alot selain meminta pertanggung pengurus periode 2011/2012 dibawah pimpinan Tgk. Mulyadi bin Zainal Abidin (mahasiswa s2 bidang ilmu Hadis IIUM) juga membahas AD/ART, Rekomendasi internal dan eksternal serta berhasil memilih Muammar Khadafi (Mahasiswa S2 bidang Education/Teaching Arabic to non-speakers arabic) dengan mengalahkan Zulhilmi al-Khadef (Mahasiswa Ilmu ushul fiqh IIUM).
Dalam rekomendasi internal TARSA 2012-2013 akan mewujudkan warga TARSA yang berwawasan luas dan mempunyai karakteristik Ke-Acehan melalui kajian dan pengajian rutin. Meningkatkan konsolidasi internal secara kekeluargaan dan mengembangkan TARSA ke kampus-kampus lain di Malaysia yang ada mahasiwa Aceh. Secara ekternal TARSA akan berperan menjalin kerjasama dengan tokoh-tokoh masayarakat Aceh di Malaysia dan juga mendukung serta mengawal kebijakan Pemerintah Aceh sesuai MoU Helsinki, dan UU Negara RI.
Dalam hal ini TARSA melihat kondisi yang berkembang di masyarakat Aceh masih ada kesenjangan yang lebar secara ekonomi, social yang telah menyebabkan menurunnya nilai-nilai spiritual dan akar budaya Aceh.
Untuk itu kami sebagai organisasi Mahasiswa Aceh di Malaysia meminta Pemerintah Aceh untuk tetap meneruskan kebijakan pembangunan dengan peningkatan pendidikan, kesehatan, ekonomi rakyat Aceh secara transparan dan akuntable. Dalam bidang ekonomi pemerintah hendaknya dapat menghidupkan lebaga keuangan mikro Islami di seluruh Aceh disamping membangun infrastruktur lainnya. Mengurangi investasi bidang pertambangan dan meningkatkan investasi pertanian, perikanan, parawisata serta lainnya. Disinilah letak salah satu uregensinya membangun hubungan dengan Pemirintah Malaysia.
Point terakhir dari rekomendasi kongres TARSA adalah mendesak pemerintah Aceh agar tetap memperioritaskan pendidikan sebagai peningkatan mutu SDM Aceh untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa Aceh yang sedang melanjutkan pendidikan di Malaysia dalam berbagai disiplin Ilmu tidak hanya dibidang Agama. Kami melihat pengiriman mahasiswa Aceh untuk belajar ekonomi, psychology, pendidikan ke Amerika, Taiwan, Australia kurang efektif dan tidak membumi. Perlu dipikirkan pengembangan ekonomi, pendidikan, psykologi yang berbasis Islam di Aceh dengan mengirim lebih banyak putra Aceh ke Kampus International Islamic University Malaysia (IIUM).
Kuala Lumpur, 06 Mei 2012
Pengurus Tanoh Rincong Student Association (TARSA
Muammar Khadafi
President terpilih
Mengetahui
Muhammad Dayyan
Koordinator SC Kongres TARSA X