Silaturrahmi Hari Raya Aidul Fitri Masyarakat Atjeh Denmark Di Kota Hjørring

WAA: Setelah bulan Ramadhan masyarakat Acheh di Danmark membuat acara rumah terbuka (Open House) uroe Raya bersama di kota Hjørring.

Wareeh, selaku warga aceh yang menetap di Denmark kepada media mengungkapkan bahwa, di Scandinavia tidak ada cuti kusus di hari raya untuk orang muslim, maka masyarakat Acheh di Denmark membuat acara Silaturrahmi seperti biasa di hari Sabtu (weekend) untuk bertemu sapa sesama bangsa Aceh dan memperlihatkan kepada generasi Acheh yang lahir dan tumbuh besar di negara Danmark. 

{nextPage}

Maksud dan tujuan hari Raya bagi orang Islam, kita sebagai orang orang tua memperlihatkan pentingnya Silaturrahmi sesama Islam dan bansa kepada generasi penurus bansa Aceh kedepan,"Ungkap Wareeh pada sabtu 13/04/2024.

"Dalam moment silaturrahmi masyarakat ini, juga diadakan doa samadiah kepada alm orang tua saudara kita yang meninggal (ayah geuh) di Acheh pada minggu lalu.

Setelah itu, disambung dengan tausiah nasehat singkat yang disampaikan oleh Tgk Hasan (Nek) sebagai orang yang dipertua. Dalam tausiah tersebut, mengingatkan kita bersama, pengtingnya mempererat silaturrahmi bagi kita orang Islam Acheh Danmark. Harus menjadi keluarga besar dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa. Terus menjaga kemerdekaan lahir batin yang telah dicapai dibulan suci Ramadhan, sehingga amal ibadah yang dikerjakan kekal dunia akhirat.

{nextPage}

Kemudian berselawat bersama sambil bersalam-salaman, mulai dari anak anak sambil berjalan mengelilingi semua jamaah yang sudah berbaris. Orang-orang dewasa yang lelaki bersalaman dengan yang lelaki dan berpelukan erat, sambil berkata, " Neupeuàh ulôn lahé baten bila na silap dan salah ", begitu juga jamaah perempuan sesama perempuan ,"Katanya, 

"Di akhir silaturrahmi tersebut, masyarakat Acheh yang mayoritas datang ke Europa sebagai suaka politik. Berfoto bersama dengan menentangkan Bendera Acheh untuk mengingat identitas persatuan dan kesatuan bangsa Aceh dimanapun berada. Seumoga harapan semua orang Acheh yang masih tertunda ( Meuhasé Dong keudroe ).