![]() |
Al Kabir Kuwait Grand Mosque in Kuwait City [Foto Musliadi Ismail/Waa]. |
WAA – Sabtu 18/04/2009
Catatan Dari Negara Minyak
KUWAIT - Kuwait merupakan negara kecil (17.818 sq km) yang terletak di timur tengah dengah jumlah penduduk sekitar 3 juta jiwa, dengan penghasilan utama dari sumber daya alam minyak bumi, juga merupakan salah satu negara dengan mata uang besar didunia (1 Kuwait Dinar/KD = US$ 3,4 = Rp. 37.000.-).
Sebagai negara kaya, tentunya akan memberikan dampak bagi kemajuan dan kesejahteraan warga negaranya, salah satunya adalah tunjangan hidup bagi semua penduduk asli Kuwait (kuwaiti), dengan tunjangan kesehatan yang di berikan bagi semua orang kuwaiti, non kuwaiti, dan expatriate sekaligus untuk orang asing yang mempunyai kartu tanda Penduduk (KTP / Civil ID Kuwait).
Semua biaya pelayanan kesehatan 100% (seratus persen) gratis bagi kuwaiti, tetapi bagi orang asing yang mempunyai kartu tanda penduduk Kuwait cukup dengan bermodal 2 KD (Kuwait Dinar), sebagai biaya formalitas rumah sakit.
Orang sakit di Kuwait bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan pengobatan yang luar biasa sampai sehat. Obat-obatan, makanan, kamar inap, visit dokter, dan lain sebagainya semua gratis di negara yang pernah di invasi Irak ini.
Namun demikian ada beberapa alat penunjang diagnostik medik yang harus dibayar 50% (lima puluh persen) seperti, Magnetic Resonant Imaging (MRI) , Computer Tonography (CT) Scanning, dan beberapa peralatan canggih lain yang modern serta serba lengkap.
Secara umum dampak subsidi kesehatan sangat dirasakan oleh semua orang termasuk expatriate / orang asing di Kuwait.
Nah, memang tidak wajar bila semua ini dibandingkan dengan apa yang terjadi di indonesia, tetapi bukan tidak mungkin apalagi Aceh yang kaya dengan hasil minyak dan gas bumi serta hasil alam lainnya yang melebihi Kuwait.
Semoga dengan semangat calon legislatif baru yang ada di parlemen Aceh dan Pemerintah Aceh, pelayanan kesehatan khususnya dapat menjadi perhatian besar, yang merupakan kebutuhan hidup orang banyak demi hidup sehat.[Musliadi Ismail]