![]() |
Tgk Dhia ul hady Albairuny Busmadar. |
WAA – Minggu 26/04/2009
YAMAN - Berkarier di bidang politik untuk menjadi parlemen sangat di minati oleh banyak golongan masyarakat pada masa saat ini baik itu dikalangan remaja ataupun orang tua, tetapi banyak diantara mereka yang tidak mengerti apa sesungguhnya tujuan dari pada berpolitik itu sendiri sehingga banyak kejanggalan yang terjadi di lapangan yang disebabkan oleh aktor politik itu sendiri, oleh karena itu pula banyak hal yang negatif yang terus di pamerkan oleh aktor politik dari berbagai partai, sangat disayangkan yang menjadi korban adalah rakyat.
Semua perubahan yang terjadi di alam ini adalah sunnatullah, siang berganti malam, hari berganti hari, ada yang menang dan ada yang kalah dalam pertarungan itu semua sunnatullah, itu memang hal yang tidak bisa dielakkan, mana mungkin ada yang menang saja tanpa ada yang kalah, namanya aja kompetisi, jadi yang mersa dirinya kalah harus cepat mengoreksi diri dulu jangan orang lain yang dikoreksi berterusan, jadi kapan waktunya membenah diri kalau hari-harinya hanya mencari kesalahan orang lain, jangan gara-gara beberapa orang kompetitor yang kalah dalam bersaing membuat masyarakat jadi tambah bingung.
Semua kompetitor politik yang ikut memeriahkan pemilu 2009 janganlah terlalu haus dengan kekuasaan sehingga setelah kursi didapat pada parlemen nasib rakyat yang dulu dijanjikan terabaikan, kepada yang kalah juga harus membantu yang menang untuk menjalankan roda pemerintahan, jangan mengancam dan menindas massa yang tidak ikut partainya, karena tujuan menjadi parlemen adalah untuk menampung aspirasi masyarakat bukan memperkaya diri dan massa partainya sendiri.
Di Aceh amat jarang bahkan tidak ada kompetitor yang membantu lawan politiknya dalam menjalankan roda pemerintahan, baik dalam memajukan ekonomi, pendidikan dan pembangunan, dan bagi kempetitor yang menang janganlah terlalu berbangga hati karena itu semua, baik parlemen maupun kekuasaan itu adalah amanah Allah dan Rakyat, jadi selama masa menjadi pejabat yang harus diperhatikan adalah nasib dan kemashlahatan bagi rakyatnya.
Dan harapan yang di harapkan kepada parlemen adalah janganlah jadi parlemen yang munafik yang dulu menjanjikan kesejahteraan bagi rakyat tetapi setelah jabatan didapat, suara rakyat diabaikan, dan tidak ada kebebasan pers, jangan sampai kejadian masa lampau terulang, dimana mayat bergelimpangan, rakyat dibantai tetapi pemerintah hanya diam saja, rasanya dulu seperti tidak ada pemimpin di Aceh, mudah-mudahan pemimpin yang sekarang tidak seperti pemimpin pada masa orde baru lagi.
Penunulis Adalah Dhia ul Hady Albairuny Busmadar Aktivis World Acehnese Association ( WAA ) Di Yaman