Warga Aceh Norwegia Kenang Enam Tahun Darurat Militer di Aceh

Masyarakat Aceh Norwegia pada salah satu acara keramaian.[Foto Tgk Qadir/Waa]

WAA Minggu 24/05/2009, Norwegia – Meskipun damai telah dapat dirasakan di Aceh saat ini, namun bagi warga Aceh di Norwegia tidak dapat begitu saja melupakan masa-masa pahit dimasa darurat militer.

Sekitar 30an warga Aceh yang berdomisili di Stavanger, Norwegia, hari kamis 21 mei 2009, memperingati hari darurat militer. Seperti kita ketahui, status darurat militer terhadap Aceh secara resmi di umumkan oleh presiden RI Megawati Soekarnoputri pada tanggal 19 mei 2003, tengah malam.

Acara tersebut diadakan di Mesjid Turki dan dipimpin oleh Tengku Abdul Qadir Abdullah dan Tengku Muhammad Ali Samalanga.

Acara tersebut dilakukan untuk mengenang kembali peristiwa tumpah darah, pelanggaran HAM, atau kejahatan kemanusiaan lainnya yang telah menimpa rakyat Aceh. Juga untuk mengingatkan rakyat Aceh dan bangsa-bangsa di dunia bahwa para penjahat kemanusiaan dan pelaku pelanggaran HAM, masih berkeliaran dan perlu adanya proses hukum.

“Pembunuhan massal terhadap bangsa Aceh bukan saja di masa darurat, jauh hari sebelumnya pun, bangsa Aceh telah mengalami hal sama. Namun masa darurat lah yang memang sangat mengerikan”, kata Tengku Abdul Qadir.

“Kami semua disini mendo’akan agar para syuhada-syuhada yang menjadi korban kekerasan di ampun Allah dan mendapatkan tempat yang layak di sisi Nya”, sambung beliau.

Ibrahim KBS, Abu Wahab Idi Cut, Ayah Singapore

Pada waktu yang sama, mereka juga melakukan samadiyah kepada mantan juru bicara Komite Peralihan Aceh, Ibrahim KBS, Ulama Aceh Abu Wahab Idi Cut

Juga kepada Hj Abdullah Musa atau Ayah Singapore (Ayah Bakhtiar Abdullah, juru runding GAM). Ayah Singapore merupakan salah seorang anggota majlis Negara Aceh dan memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh Gerakan Aceh Merdeka, Tulis Zulkarnain dari Norwegia kepada situs ini.[Tarmizi Age]
Previous Post Next Post