Atlit Aceh di Paraguay dikala berbuka puasa dengan penganan alakadarnya, Agustus 2009 [Foto Nasruddin Ali, S.Pd/Waa]. |
WAA – Selasa 01/09/2009, Catatan Nasruddin Ali, S.Pd Di Paraguay
PARAGUAY – Atlit sepak bola Aceh Usia 15 tahun yang sedang berguru di negara America Selatan atau tepatnya Paraguay sejak Sabtu 22 agustus 2009 mulai berpuasa.
Ramazan kali ini merupakan puasa tahun yang ke dua di sana sejak keberangkat mereka dari aceh pada awal bulan Agustus tahun 2008 yang lalu.
Pada hari sabtu pertama puasa, semua Atlit (siswa) merasa sedih di barengin dengan sedikit kecewa, merasa mereka jauh dengan orang tua yang kebiasaannya di Aceh setiap memasuki bulan suci Ramadhan, mereka sudah di siapakan pakaian untuk beribadah, makanan yang lezat-lezat buat berbuka puasa, namun kenyataan yang mereka terima tahun ini jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
Pada hari pertama berbuka di negri yang umumnya beragama Katolik itu, pasukan Aceh yang sedang berjuang di sana, terpaksa berbuka dengan tetesan air mata, ini terjadi akibat ulah pihak yang bertanggung jawab dalam menyediakan makanan berbuka sangat kurang memadai.
Tanpa di koordinir oleh siapapun mereka sehabis shalat maggrib langsung melaksanakan rapat bersama untuk membuat sebuah mupakat (keputusan) untuk memerintahkan orang tua mereka masing-masing dengan cara mereka SMS untuk menjumpai Gubernur Aceh, karna mereka menganggap persoalan makanan dan lainnya bukan lah masalah pertama, tapi ia sudah berulang kali berlaku sejak mereka berada di Paraguay.
Hasil mupakat mereka percaya hanya Gubernurlah yang bisa melakukan Perobahan itu.
Perubahan mulai nampak sedikit berubah pada hari kedua berbuka, hingga sekarang ini, mungkin saja pihak bertanggung jawab sudah mendapat teguran dari Aceh.