![]() |
Bendera Bulan Bintang berkibar pada hari peringatan ulang tahun bangsa Aceh yang ke 34 (4 December 2010) di Fjerritslev – Denmark [Foto/Suhadi/WAA]. |
WAA – Minggu 05/12/2010, Bintang Bulan Berkibar Pada Milad GAM 34 di Denmark
DENMARK - Masyarakat Aceh di Denmark dan di negara-negara yang lain di dunia benar-benar menyadari betapa pentingnya peringatan hari deklarasi (Peuingat uroë deklarasi) Aceh merdeka yang ke 34, sejak di deklarasikan pada tanggal 4 December 1976 oleh deklarator Gerakan Aceh merdeka Tengku Hasan Di Tiro (almarhum). Masyarakat Aceh punya keinginan besar untuk terus menyambung perjuangan endatu yang belum selesai sebagaimana yang telah di gariskan oleh para pendahulu kepada generasi selanjutnya untuk mencapai kehidupan yang bermartabat.
Oleh sebab itu bangsa Aceh Bansigom Donja merasa terpanggil pada momentum yang sangat penting ini, terutama di Denmark mereka dengan sangat antusias menyambut hari bersejarah yang tidak bisa terlupakan sampai kapan pun, apa lagi mengingat betapa banyaknya jumlah bangsa yang menjadi korban dalam memperjuangkan hak-haknya dari kolonial.
Atas kesadaran dan inisiativ bersama maka masyarakat Aceh di Denmark mengadakan peringatan hari perjuangan bangsa pada Sabtu 4 December 2010 dan turut disertai beberapa aktivitas lain nya, yang bertempat di Fjerritslev Skole – Borups Alle 8, 9690 Fjerritslev- Region Nordjylland, Denmark.
Acara yang di mulai dengan membaca ayat suci Al-Quran itu di teruskan dengan pengibaran bendera, pidato Ketua Masyarakat Aceh Denmark, berdoa kepada para syuhada, dan kemudian para jamaah yang hadir turut berkesempatan menyampaikan berbagai aspirasi terhadap situasi di Aceh paska memorandum of understanding (MoU) di Helsinki.
Ada keinginan dari masyarakat Aceh di Denmark agar semua poin-poin MoU dijalankan dengan baik, tidak terkecuali dengan pengibaran bendera Aceh, seperti apa yang diamanahkan dalam perjanjian damai GAM dan RI di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005 sesuai dengan yang tercantum dalam poin” 1.1.5. Aceh memiliki hak untuk menggunakan simbol-simbol wilayah termasuk bendera, lambang dan himne”.
![]() |
Masyarakat Aceh Denmark pada hari peringatan ulang tahun bangsa Aceh yang ke 34 (4 December 2010) di Fjerritslev – Denmark [Foto/Suhadi/WAA]. |
Masyarakat Aceh di Denmark menyayangkan dan merasa khawatir akan kehilangan sejarah-sejarah penting jika rakyat Aceh tidak melestarikannya, kami turut menjadi tanda tanya besar kenapa bendera Aceh masih terlalu rumit untuk di bahas di parlement, hingga sudah 5 tahun lebih perjanjian damai di tanda tangani belum ada tanda-tanda bendera Aceh akan berkibar, padahal semua tau bahwa bendera itu salah satu identitas sebuah bangsa.
Masalah Tapol/Napol Aceh juga hingga saat ini belum semuanya di bebaskan, hak-hak korban komflik belum terpenuhi secara adil dan merata. Apabila hal-hal seperti di atas tidak di implementasi oleh pemerintah Aceh dan pemerintah pusat (Jakarta) selaku penaggung jawab di lapangan, maka sangat di risaukan perdamaian yang telah di sepakati antara GAM dan RI berkemungkinan sangat besar munculnya konflik baru di Aceh, sama seperti menyimpan bom waktu.
Jangan terlalu terlena dengan perdamaian yang telah tercapai, tetapi kita semua perlu terus meningkatkan berbagai upaya untuk menyelamatkan perdamaian di bumi Iskandar Muda untuk selamanya.
Bagaimana mengatakan sebuah perdamaian sedangkan poin-poin yang di janjikan tidak di implementasikan dalam pelaksanaannya.
Sabtu 4 Desember 2010
Fjerritslev, Denmark
Nek Hasan
Ketua pelaksana