M. Armiyadi Signori adalah Staf Rumah Sakit Jiwa Aceh, Aktivis World Achehnese Association. |
WAA - Sabtu 12/11/2011, Belajar Pada Negara Norwegia
Melihat Kehidupan di Negara Terbaik di Dunia
Baru-baru ini badan program pembangunan PBB (UNDP) menobatkan Norwegia sebagai negara terbaik di dunia, dengan tiga indikator penilaian, tingkat pendidikan, pendapatan perkapita dan kesehatan masyarakatnya. Pada rilis tersebut juga mencantumkan Indonesia pada urutan 124 dari 187 negara yang di survei.
Bagi Norwegia sendiri ini tidaklah mengejutkan karena sebelumnya sudah sembilan kali berturut – turut di tasbihkan sebagai negara yang paling di inginkan sebagai tempat tinggal di dunia oleh lembaga yang sama.
Berikut ini ada beberapa fakta menarik tentang kehidupan di Norwegia yang saya dapatkan selama menempuh pendidikan di negara ini.
Bidang pendidikan, Norwegia menggratiskan seluruh biaya pendidikan pada semua jenjangnya, ini juga berlaku bagi warga negara asing yang bersekolah di sini. misalnya, saya dan 5 mahasiswa Aceh lainnya, bantuan beasiswa yang kami dapatkan dari pemerintah Norwegia, hanya kami pergunakan untuk biaya hidup.
Untuk mahasiswa juga disediakan kredit pelajar, artinya selama mahasiwa menyelesaikan pendidikan, biaya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari seperti penginapan, makanan dan lainnya mereka dapatkan dari pinjaman bank dan akan mulai membayar cicilan ketika telah menyelesaikan pendidikan dan bekerja. Mahasiswa sama sekali tidak tergantung pada dana orang tua.
Untuk pendapatan penduduknya, negara ini penganut ekonomi sosialis, dengan ciri khasnya adalah perbedaan pendapatan diantara semua profesi tidak terlalu jauh, profesor sampai petugas kebersihan bisa hidup layak dari gaji mereka, bila profesor menggunakan mobil ke kampus, maka begitu juga dengan petugas kebersihan. Ciri khas lainnya, pajak yang tinggi, sehingga yang terjadi adalah yang beperpendapat tinggi membantu yang lainnya.
Bagaimana kalau kita sedang tidak memiliki pekerjaan atau karena alasan tertentu kita tidak mampu bekerja sebagaimana lazimnya?, tenang, pemerintah akan mensubsidi biaya hidup dan membantu mencari pekerjaan untuk kita.
Bila anda penduduk Norwegia dan berumur 67 tahun, saatnya mengambil pensiun dan mempergunakan waktu untuk menikmati hidup, berliburanlah ke banyak negara. Pada usia tersebut semua orang akan mendapat gaji pensiun, terlepas apapun pekerjaan anda, pegawai negeri, pegawai swasta, pebisnis atau anda hanya petani, semua akan mendapat pensiun yang yang layak.
Sebagai ilustrasi gaji, kawan saya, yang bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit, mendapat bayaran 200 kroner (300 ratus ribu rupiah) perjam, kalau satu hari kerja 8 jam, maka pendapatanya 2,4 juta rupiah perhari. Jika bekerja pada hari libur atau hari-hari besar maka pendapatannya akan lebih dari itu.
Untuk bidang kesehatan, Norwegia juga menggratiskan biaya perawatan kesehatan. Saya pernah dirawat 6 hari di sebuah rumah sakit, saya bisa merasakan kualitas pelayanan rumah sakit mereka. Selain biaya rawat inap, obat-obatan, mereka juga menggratiskan ambulance. Untuk makanan, pasien bisa pergi sendiri ke dapur dan makan semau dan sepuasnya, kecuali pasien yang harus tetap diatas tempat tidur tentunya.
Standar ruangan dan pelayanan sama untuk semua masyarakat termasuk raja dan keluarganya, ruangan di rumah sakit tidak menganal perbedaan kelas, tidak ada bangsal ataupun VIP, semua ruangan sama, tergantung kebutuhan pelayanan saja.
Menjadi wanita hamil sangat terhormat di negara ini, selain menggratiskan semua biaya pemeriksaan kehamilan dan persalinan, pada saat melahirkan seorang ibu juga akan menerima bantuan dari pemerintah sebesar 35 ribu kroner (55 juta rupiah).
M. Armiyadi Signori adalah Staf Rumah Sakit Jiwa Aceh, Aktivis World Achehnese Association.