![]() |
Masyarakat Aceh di luar negeri ikut memperingati 5 tahun Tsunami di Denmark, Sabtu 26 December 2009. [Foto Suhadi Yahya/Waa]. |
WAA – Senin 28/12/2009, HEADQUATER DENMARK – Masyarakat Aceh Denmark dan World Achehnese Association pada sabtu 26 December 2009 tetap menggelar upacara peringatan 5 tahun Tsunami walaupun dalam keadaan salju berat di Denmark.
Warga Aceh dari berbagai penjuru termasuk beberapa dari Norwegia hadir ke sebuah gedung di Vraa Nordjylland sebuah lokasi di mana acara di pusatkan sebut Ruyani Daud dan Balia Kamaruudin yang mengetua panitia pelaksana acara tahun ini.
Adapun susunan acara yang di mulai pada jam 11.00 dan di tutup pada 4.00 dini hari di buka oleh Nek Hasan dengan memberitau hadirin dan anak-anak generasi baru di Denmark bahawa hari ini merupakan hari bersejarah yang tidak harus kita lupakan, Tsunami telah mengorbankan ratusan ribu rakyat Aceh, Tsunami telah merubah segala-galanya di Aceh.
Acara kemudian di lanjutkan dengan Zikir yang di pimpin oleh Tgk Safwan Muhammad, dan di teruskan dengan membaca doa oleh Tgk Razalai Yusuf .
Acara seterusnya di lanjutkan dengan menyusun agenda-agenda World Achehnese Association 2010, antara lain menyangkut strategi penguatan perdamaian Aceh.
Dalam pada itu World Achehnese Association dan masyarakat Aceh Denmark menyatakan bahwa peringatan Tsunami kali ini tidak ada sesuatu yang istimewa, keculi meminta kepada pihak yang telah di percaya melaksanakan tugas menyangkut pembangunan Aceh paska Tsunami agar menjadikan tahun ini sebagai tahun akhir dalam menunaikan amanah untuk memenuhi hak-hak korban.
Pemerintah Aceh dan segenap komponen di Aceh perlu membuktikan kepada dunia bahwa kita bisa melalukannya, kita bisa mensejahterkan bangsa, kita juga bukan sebagai bansa yang terus-menerus meminta-mainta dan selalu mengharap kepada bangsa lain, artinya kita tau dan mengerti memanfaatkan sumbagan warga dunia terhadap Aceh.
Nah, untuk itu kewajiban yang tertunda terhadap korban adalah dengan memberikan hak-hak dasar mereka yang telah hilang seperti tempat tinggal, hak-hak pendidikan, hak ekonomi dan lain sebagainya harus segera di penuhi, kedepan diharap tidak lagi isu “Kami korban Tsunami yang tidak di peduli”, karena hal ini akan memperlihatkan Aceh tidak adil dalam mengurus korban Tsunami.
Demikian,
Fjerritslev, Denmark
26 December 2009
Tarmizi Age/Mukarram
World Achehnese Association (WAA)
Ban sigom donja keu Aceh!