Perjuangan Irwandi Yusuf di Copenhagen

Kepala Pemerintah Aceh Irwandi Yususf (berdiri di barisan depan paling kanan) di Bella Center, Copenhagen, Denmark [Foto Obror]

WAASelasa 22/12/2009, Perjuangan Irwandi Yusuf  di Copenhagen

(Perjuangan Panjang Gubernur Aceh Memperjuangkan Hak Kedaulatan Atas Jasa Hutan)

DENMARK - Hari Sabtu, 19 Desember 2009 delegasi Presiden RI meninggalkan Crowne Plaza hotel sebagai tempat menginap rombongan Indonesia menuju Bandara Kastrup Copenhagen. Gubernur Irwandi Yusuf bersama rombongan Presiden lainnya menginap selama tiga hari di hotel tersebut . Beberapa pejabat tinggi negara lainnya seperti Hillary Clinton juga menginap di hotel yang sama.

Gubernur Aceh Diantara Presiden, Menteri-Mentri dan Para Gubernur Lainnya
Selama kunjungan di Copenhagen, Gubernur Aceh bersama Gubernur lain dan para Menteri yang menyertai Presiden lebih banyak memberikan dukungan terhadap Presiden dalam melakukan pembicaraan-pembicaraan tingkat tinggi antar Kepala Negara.

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf didampingi oleh Ilarius Wibisono dan Fadmi Ridwan, disela-sela kesibukannya menggelar pertemuan khusus dengan Team koordinator WAA Zulkifli Yahya –Geutjhik Don–, dan Tgk Makmur Habib. menjelaskan, Dijelaskannya, setibanya di Copenhagen, 16 Desember 2009  pukul 16.00 waktu setempat, Presiden langsung berkoordinasi dengan para pimpinan delegasi Indonesia untuk UNFCCC-COP 15 yang terdiri dari Menteri Lingkungan Hidup, Rahmat Witoelar (Mantan Menteri Lingkungan Hidup), dan Agus Purnomo (Kepala Sekretariat Dewan Nasional Perubahan Iklim) untuk menyampaikan perkembangan negosiasi.

Sementara itu para Menteri dan Gubernur lainnya melakukan pertemuan terpisah untuk membahas kontribusi masing-masing departemen dan provinsi terkait dengan komitmen Indonesia terkait dengan pengurangan emisi gas rumah kaca. Salah satu point utama dalam pertemuan tersebut adalah menjabarkan pola pembangunan berkelanjutan yang dikaitkan dengan agenda pengurangan emisi yang kemudaian disebut sebagai Low Carbon Economic Growth/Development, Pertumbuhan Ekonomi dengan Emisi Karbon rendah.

Lebih jauh dijelaskannya, pada hari berikutnya pukul 11.00, Presiden SBY berpidato di hall Planary I Tycho Brahe pada High-Level Segment,  acara dimana para Kepala Negara, Kepala Pemerintahan atau pejabat tertinggi negara lainnya menyampaikan pandangannya terkait dengan climate change. Pada saat acara tersebut, semua anggota rombongan juga menyertai Presiden hadir di Bella Center. Kemudian dilanjutkan dengan Press Conference Presiden dan briefing.

Pada saat briefing tersebut menteri dan gubernur menyampaikan pendapatnya kepada presiden tentang rencana departemen dan provinsi terkait climate change. Gubernur Aceh, menyampaikan kepada presiden mengenai kebijakan Aceh green yang sedang diperjuangkannya mendapat dukungan penuh segenap masyarakat Aceh, baik yang berdomisili di Aceh maupun yang diluar Aceh seperti aktivis WAA. Pernyataan ini dibenarkan oleh Team koordinator WAA Zulkifli Yahya –Geutjhik Don–, dan Tgk Makmur Habib.  Ditempat terpisah melalui percakapan telefon dengan Mukarram selaku presiden WAA, Gubernur juga menjelaskan hal tersebut dan mendapat pembenarannya.

Pada malam harinya Gubernur Irwandi Yusuf bersama beberapa gubernur lainnya melakukan pertemuan informal disertai makan malam dengan beberapa menteri diantaranya Menteri Pertahanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Menteri Perdagangan, dan Juru Bicara Kepresidenan.

Hadir juga Presiden Direktur Garuda Indonesia, Emirsyah Satar. Inti dari pertemuan tersebut adalah kerjasama antara departemen dan provinsi dalam mendukung visi presiden terkait dengan climate change serta bagaimana mengembalikan peran strategis Indonesia dalam percaturan politik internasional, mengulang kesuksesan Indonesia pada era 50-an pada saat Indonesia berperan penting dalam Konferensi Asia Afrika.

Pada hari ketiga, dimulai dengan briefing pagi oleh Presiden kepada Menteri dan Gubernur. Acara terlambat cukup lama, karena Presiden diundang oleh beberapa Kepala Negara ke Bella Center untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi. Salah satu pokok bahasan adalah dalam pertemuan tersebut, menurut informasi dari sumber istana, Pemerintah Indonesia diminta untuk menjembatani para pihak sehingga UNFCCC COP 15 Copenhagen memberikan hasil yang maksimal.

Hal ini mengacu pada pertemuan COP 13 di Bali, dimana Indonesia mampu mencairkan dialog sehingga menghasilkan Bali Road Map yang sampai saat ini masih menjadi acuan untuk menyusun agenda-agenda lanjutan. Acara tersebut selesai hingga menjelang makan siang, para anggota delegasi kemudian memperhatikan acara televisi ketika Presien Barack Obama menyampaikan pidatonya. Presiden SBY sendiri langsung bertolak ke Bella Center.

Gubernur Aceh dan Interaksinya Dengan Warga Aceh di Denmark
Meskipun di kungkung oleh agenda yang ketat, Gubernur Irwandi menyempatkan diri untuk bertemu dengan perwakilan masyarakat Aceh di Denmark. Gubernur berharap masyarakat Aceh di Denmark dapat mendukung pembangunan di Aceh  sebagaimana telah dijelaskannya di atas. Lebih lanjut dia berharap agar masyarakat Aceh di Denmark dapat berperan yang lebih nyata dalam uapaya mempromosikan Aceh di Eropa khususnya di wilayah Skandinavia. Perwakilan masyarakat Aceh meyatakan sanggup untuk mendukungnya  sesuai dengan kapasitas dan latar belakangnya masing-masing mereka sepanjang dapat membantu mempercepat pembangunan Aceh yang berkeadilan dan bermartabat.

Menurut Gubernur Aceh, keikutsertaan Pemerintah Aceh dalam event konferensi internasional UNFCCC sudah dimulai sejak pertemuan ke 13 di Bali. Pemerintah Aceh setiap tahunnya dapat mengirimkan delegasinya sebagai party atau observer. Selain itu, juga perlu dicatat, bahwa dalam konferensi besar ini, juga banyak side event yang dilaksanakan oleh NGO, Swasta, Pemerintah lokal, dan berbagai asosiasi yang tidak kalah menariknya. Salah satu side event penting adalah Governors’ Climate and Forest dimana California, Aceh dan Amazona merupakan provinsi/state yang bersama-sama merintis forum tersebut.

Pernyataan WAA Terhadap Aksi-Aksi  “Pelandok” Politik di Aceh                             
Menyikapi polemik yang dilontarkan oleh “pelanduk-pelanduk” politik di Aceh yang bergulir dalam beberapa hari ini mengenai keikutsertaan delegasi Aceh.   Bahwa seolah-olah delegasi Aceh tidak terdaftar dalam konferensi.

Aceh sebenarnya dapat berperan banyak dalam konferensi tersebut, yaitu dengan mempromosikan upaya-upaya yang telah dan yang akan dilakukan. Namun demikian Pemerintah Aceh sedikit mengalami kesulitan karena keterbatasan anggaran untuk tampil maksimal, terutama apabila harus menyewa tempat untuk melakukan promosi.

Harapannya pada konferensi international berikutnya, tersedia cukup anggran untuk dapat menyewa tempat secara khusus dan melibatkan peran serta masyarakat Aceh internasional semisal WAA. Sehingga Aceh dapat secara maksimal mempromosikan diri. Oleh karena itu, WAA menekankan kepada komponen-komponen di Aceh untuk tidak mempolitisir hal-hal kecil semacam itu hanya untuk kepentingan pragmatisnya.  Demikian ditegaskan WAA.

Fjerritslev, Denmark
Minggu 20 December 2009

Tarmizi Age/Mukarram 
World Achehnese Association (WAA)
 Ban sigom donja keu Aceh!
Previous Post Next Post