Putroe Aceh Di Denmark Perlu Perhatian dan Dukungan Dari Pemerintah Aceh Dan Parlement

Wakil Wali Kota Aalborg Helle Frederiksen (tengah) dan Peserta Konferensi Bansigom Donja II WAA, foto bersama Penari Group Putroe Aceh di Denmark, [Foto/Dok/WAA].
WAA – Senin 16/08/2010, Putroe Aceh Di Denmark Perlu Perhatian dan Dukungan Dari Pemerintah Aceh Dan Parlement
Oleh: Tarmizi Age
Aalborg – Denmark,  Konferensi dan silaturrahmi Bansigom Donja WAA II yang berlangsung di Denmark pada 22 – 26 July 2010,  dan di buka oleh wakil walikota Aalborg, turut di meriah dengan penampilan Group Putroe Aceh.
Helle Frederiksen Wakil wali kota Aalborg yang berharap hubungan antara Denmark dengan Aceh bisa ditingkatkan lagi terutama dalam hal pertukaran budaya menjadi salah seorang yang menjaksikan tarian Aceh tersebut kata Nurmala Syahabuddin Ketua Putroe Aceh.
Group Putroe Aceh  yang di anggotai oleh anak-anak Aceh tinggal di Denmark hadir dengan tarian Ranub lampuan mendapat sambutan baik dari semua peserta, bahkan menurut ketua Putroe Aceh wakil walikota Aalbor Helle Frederiksen sempat menberitau bahwa tarian itu sangat mengagumkan dan cantik sekali.
Sedang kan pada hari berikutnya Group Putroe Aceh menampilkan tarian Bungong seulanga dan tarian kreasi baru yaitu Penganten baroe, dan serta untuk hari terakhir Konferensi putroe aceh juga menampilkan tari Seulaweut yang turut dimainkan oleh dara dara aceh yang tinggal di denmark.
Misi dari Putroe Aceh singkat saja sebenarnya, yaitu untuk mempromosikan budaya aceh dimata internasional, dan hal ini mulai serius dengan mendapat berbagai undangan dalam berbagai acara dikota Aallborg maupun dikota lain di Denmark, sebelumnya 22/5 Putroe Aceh juga tampil di acara Global Fair di Kota Aaalbor dan turut di hadiri oleh duta Pantai Gandeng (Afrika). Untuk kedepan putroe aceh di harap semakin bersemangat dalam menjalankan misi kebudayaan. Kami berharap semoga kebudayaan dan kepariwisataan Aceh semakin dikenal di dunia internasional.
Putroe Acheh menampilkan beberapa tari kesenian Aceh dalam koferensi dan silaturrahmi Bansigom Donja II WAA di hadapan para tetamu dan peserta yang ikut hadir pada acara ini seperti Denmark, Norwegia, Swedia, Perancis, serta para undangan dari Aceh yang hadiri  untuk sama-sama membahas bagaimana mengekalkan perdamaian Aceh ungkap Faisal Abdulrahman Aktivis WAA, menyangkut sosial, politik dan ekonomi Aceh di masa mendatang turut di bahas namun semua merujuk pada kesepakatan bersama antara RI-GAM.
Tarian-tarian Putroe Acheh yang di tampilkan bertujuan mempromosi secara langsung adat istiadat kesenian Aceh di mata dunia Internasional.
Antara hal yang penting pada konferensi di simpulkan, bahwa pemerintah Aceh dan Indonesia sangat-sangat penting untuk melaksanakan poin-poin yang di hasilkan di Helsinki bagi menghormati kususnya hak rakyat Aceh, kami menaruh keyakinan melalui pelaksanaan butir-butir MoU secara nyata di Aceh, maka perjanjian damai yang di saksikan langsung oleh masyarakat Internasional akan dapat di kekalkan di Aceh.
Kami harapkan pemerintah Aceh benar-benar memperhatikan haknya di dalam hasil kesepakatan yang telah di tanda tangani antara dua belah pihak, karna hasil kesepakatan itu sangat mahal harganya termasuk puluhan ribu nyawa rakyat Aceh melayang dalam masa konflik dan Tsunami.
Group Putroe Acheh di Denmark yang di pimpin oleh Nurmala Syahabudin saat ini di lihat sangat gigih mempromosikan kesenian/budaya Aceh di Europa sebagai bagian mempekenalkan Aceh di mata dunia, dan ini perlu perhatian kusus dan dukungan dari Pemerintah Aceh dan Parlement.
Anak-anak Aceh pun nampak sangat yakin untuk menari di depan peserta, dan pernah megambil penghargaan pada acara-acara khusus di Denmark. Beuteu ingat ”adat Bak Poe  Teumeureuhom, Hukom Bak Syiah Kuala, Qanun Bak Putroe Phang, Reusan bak Bentara”.  Seiring dengan itu WAA akan   bekerja membatu Aceh dengan bebagai cara agar masyarakat mencapai kemakmuran di masa mendatang.

Previous Post Next Post