Harapan Masyarakat Aceh Denmark pada Peringatan Ulaang Tahun Gerakan Aceh Merdeka 4 Desember 2011

Zulkifli Yahya tengah menyampaikan momen sejarah pada saat memperingati 4 December 2011 di Denmark ( Gambar Suhadi)

WAA - Senin 05/12/2011, Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syedara lon yang saya muliakan,

Hari ini kita bertemu kembali untuk memperingati salah satu momen terpenting dalam sejarah Aceh modern, yaitu tanggal ketika Yang Mulia Wali Nanggore Tengku Hasan Muhammad di Tiro menyatakan kepada dunia bahwa Aceh sebagai sebuah bangsa tetaplah eksis dan akan selalu eksis.

Eksistensi sebuah bansa akan selalu ada meskipun bansa tersebut belumlah merdeka secara politik. Kita melihat bisa Palestina, kita bisa melihat Kurdi, kita bisa melihat Moro, kita juga bisa melihat Catalan di Spanyol, atau Scotland di United Kingdom. Semua bansa ini adalah eksis meskipun belum merdeka secara politik.

Ketidak merdekaan secara politik bukanlah halangan bagi bansa – bansa ini untuk berhenti berjuang menunjukan eksistensinya. Ada banyak cara beradab yang bisa kita tempuh untuk menunjukan kebesaran sebuah bansa, akan tetapi kebesaran tersebut tidak akan pernah diraih jika bansa tersebut terpecah belah. Aceh, setelah 6 tahun melalui pasang surut perdamaian, kembali diuji saat ini untuk melalui sebuah pesta demokrasi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

Kita, syedara-syedara Aceh di Denmark tidak ingin terlibat pada polemic politik lokal, tetapi kita berharap bahwa semua proses politik yang ada saat ini harus dapat dilalui dengan baik dan beradab, jauh dari kekerasan dan kepentingan kelompok.

Kita tidak ingin perdamaian ini dinodai hanya dengan kepentingan-kepentingan jangka pendek karena perdamaian ini bukan hanya milik kita, atau sekelompok orang Aceh, tetapi perdamaian ini adalah milik generasi Aceh dimasa depan. Generasi Aceh kedepan tidak akan pernah berkembang dan maju jika saat ini kita terus bertikai dan berkonflik.

Kita sudah terlalu letih untuk terus berkonflik selama ratusan tahun sejak Belanda datang.

Kinilah saatnya kita membangun diri. Syedara lon, perdamaian yang ada saat ini bukanlah sebuah tujuan! Tujuan kita adalah menjadikan Aceh yang maju, adil dan sejahtera/ Perdamaian adalah jembatan yang membawa kita meraih tujuan sejati bansa Aceh, untuk menciptakan masyarakat madani. Masyarakat yang menghargai perbedaan, berkeadilan, menjadi teladan bagi dunia, dan semua ini hanya bisa diwujudkan bila perdamaian ada di Aceh. Syedara lon, sudah saatnya Aceh menjadi bangsa yang mandiri yang dapat menyelesaikan masalahnya secara sendiri dan beradab. Kita percaya kekerasan tidak akan pernah memberikan penyelesaian yang adil dan hakiki. Kita harus berhenti selalu menyalahkan pihak lain atas persoalan yang sering kita ciptakan sendiri.

Kita juga harus berhenti bergantung pada pihak lain untuk menyelesaikan masalah yang kadang sering kita ciptakan sendiri juga. Benar bahwa ada saatnya dimana pihak-pihak luar ingin kacaukan Aceh, — dan benar juga jika kita membutuhkan pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan masalah di Aceh, tetapi kita juga harus benar – benar jujur bahwa terkadang masalah yang ada merupakan akibat dari perbuatan atau kesalahan kita sendiri, baik secara sadar maupun tidak. Syedara lon, dunia saat ini melihat bagaimana Aceh dapat menyelesaikan masalah yang ada, dan sebagai bansa beradab kita yakin bahwa bansa ini akan mampu melalui proses pesta demokrasi ini secara damai dan beradab pula. Kita harus tunjukan kepada dunia bahwa Aceh bukanlah bansa yang suka perang, bukan bansa yang suka membuat masalah.

Aceh adalah bansa yang berani melawan penjajahan dalam bentuk apapun, bansa yang siap berjuang sampai mati untuk mempertahankan hak-haknya, dan selalu siap memperjuangkan cita-citanya. Saat ini, marilah kita bulatkan sikap bahwa perdamaian adalah hak kita bersama, dan siapapun harus merawatnya. Cita-cita kita adalah membangun Aceh yang beradab dan maju dan kita siap berjuang untuk itu.

Jadi tidak ada yang lebih berharga daripada perdamaian, dan perdamaian tidak dapat ditukar oleh kepentingan kelompok atau kepentingan politik sesaat. Syedara lon, marilah kita jadikan momentum pesta demokrasi ini sebagai awal perbaikan dan perubahan di Aceh.

Siapapun yang terpilih menjadi pemimpin Aceh ke depan haruslah benar-benar menjadi tauladan dan memegang amanah yang telah diberikan oleh masyarakat. Sebuah bansa akan maju pesat disaat dipimpin oleh pemimpin yang tepat.

Pemimpin yang melayani, bukan ingin dilayani, pemimpin yang merakyat bukan yang ingin menjadi raja, pemimpin yang mempersatukan bukan memecah belah, pemimpin yang mampu melaksanakan pembangunan bukan sekedar rencana dan omong kosong.

Aceh butuh pemimpin yang mampu membawa perubahan, yang berdiri diatas semua golongan, diatas semua kepentingan, pemimpin yang adil dan bersih. Syedara lon, dari refleksi singkat ini, marilah kita terus bekerja dan berdoa untuk Aceh yang lebih maju, agar bansa ini tidak punah akibat kelalaian yang ditimbulkannya sediri. Biarlah kekerasan menjadi sejarah di Aceh dan mari kita tunjukan pada dunia bahwa bansa ini akan tetap eksis, tak tunduk di kaki penjajah, tak hancur dihantam konflik, tak punah akibat bencana, dan tak akan hilang oleh waktu, insya Allah.

Bansa Aceh akan menjadi besar dan beradab jika kita juga dapat melalui semua persoalan dengan jiwa yang besar dan dengan cara-cara yang beradab pula. Syedara lon, mari kita berdoa untuk semua pejuang dan syedara-syedara yang telah syahid semasa konflik, mereka yang terkubur tanpa nisan di Cot Panglima, mereka yang ditenggelamkan di Arakundo, mereka-mereka yang syahid dengan tersenyum di Beutong Ateuh, Simpang KKA, Rumah Gedung, dalam rimba dan tempat tempat lainnya… mari kita berdoa untuk para syuhada-syuhada kita, mari kita berjanji agar apa yang telah mereka korbankan tidaklah sia-sia. Amin.

Zulkifli Yahya adalah Ketuha Masyarakat Aceh Denmark
Previous Post Next Post