Pertemuanku Dengan Perdana Menteri Denmark

Johan Makmur bersama Perdana Mentri Danmark, Helle Thorning

WAA - Pagi 1 May aku bangun agak cepat, setelah menunaikan kewajibanku kepada Allah, akupun bergegas membangunkan Kenmahara (anak lelaki saya). Jam menunjukkan angka 6 pagi, tapi disebabkan oleh matahari musim panas, maka kelihatan matahari sudah meninggi. Untuk menahan perut saya dan Kenamahara sempat sarapan roti bercampur mentega . setelah sarapan kamipun bergegas meninggalkan rumah dan menuju ketempat bis stop yang kebetulan tidak jauh dari rumah.
Kelihatan suasana masih sepi sebab seperti biasanya 1 May banyak orang yang libur dari tempat kerja. Tak lama kami menunggu datanglah bis yg kami tunggu. Sesampainya di tempat sekolah Kenamahara, ternyata sekolahnya buka jam 7.30, sedangkan acara perttemuan yg saya mau ikut mulai jam 7.
Untung ada pengurus sekolahnya yg mau menemani Kenmara sehingga saya tidak terlambat untuk menghadiri acara yg saya rasa sangat bersejarah dalam hidup saya.
Selain itu, dia adalah wanita pertama yg menjadi Perdana Menteri di Denamark, dan hari ini adalah hari pertama dia menyampaikan orasi politk tentang 1 May setelah terpilih jadi Perdana Menteri Denmark. Moment inilah yg membuat saya bertambah semangat untuk menghadri acara tersebut.
Jarak gedung pertemuan dengan sekolah Kenmahara tidaklah jauh, hanya beberapa meter saja, jadi saya masih punya waktu yg cukup untuk tidak datang terlambat dalam acara penting itu.
Suasana di luar gedung tidaklah kelihatan seperti ada orang besar yg datang, suasana sepi dan kelihatan para undangan yg berdatangan, ada yg jalan kaki dan ada yg naik sepeda, saya melihat Wali Kota Århus datang menaiki sepeda, dan beberapa orang penting lainnya yg datang menaiki kendaraan umum, saya tidak melihatan ada yg nyetir mobil pribadi atau mobil dinas ketempat acara itu.
Saya salut melihat wakil rakyat ini, yg begitu tau apa arti wakil rakyat. Saya kemudian masuk dalam gedung pertemuan. Sebagai member/anggota dari Partai Sosial Demokrat saya tak usah menunjukkan kartu tanda anggota, karena banyak teman yg sudah saya kenal disana.
Saya melihatan sudah banyak anggota yang datang, tapi masih banyak kursi yg kosong. Sayapun bergegas mencari tempat yg agak strategis agar bis amelihat lebih dekat Ibu Negara Denmark.
Tak lama saya duduk kelihatan wartawan sibuk turun dari gedung, dan sayapun menjeguk keluar jendela. Saya melongok ke bawah gedung, dan saya melihat Ibu Negara baru saja turun dari Mobil, dengan dua orang lelaki yg menemaninya, satu sopir dan satu lagi pengawal, tidak kelihatan mobil Polisi yg berdiri tegak dengan senjata juga tidak kedengaran suara Siren dari mobil Polisi, saya jugatidak melihat ada Panpres atau satgas disana, yg ada hanya warga biasa yg datang menyalami Ibu negara Denmark itu dan para wartawan.
Teringat saya waktu Presiden SBY menghadiri Klima di Copenhagen, kebetulan saya ikut dalam rombongan Gubernur Aceh. Saya melihat betapa banyaknya rombongan SBY, Panpres aja udah penuh satu bis kota, belum lagi tukang solek, tukang urut, potografer Presiden dan entah siapa lagi sayapun jadi bingung melihat saking banyaknya rombongan waktu itu.
Kemudian saya teringat waktu kedatangan camat ke kempung saya, waktu itu maklumlah kita anak muda kampung yg dikunjungin yg mau bersalaman dengan bapak camat, tapi disebabkan oleh Wanra dan Hansip ditambah Babinsa yg mengurung itu camat sehingga saya tidak punya kesempatan untuk mengucapkan selamat datang ke kampung saya. Hari ini saya melihat betapa indahnya jadi Kepala Negara di negara yg merdeka.
Setibanya di dalam gedung Kepala negara Denmark itu di sambut bak artis kondang, dengan tepukan dan suitan dari para undagangan.Apa yg menarik disini adalah, kepala negara ini setelah di sambut oleh wartawan dan wali kota, dialangsung berjalan menuju kumpulan SDU (Danmarks Socialdemokratiske Ungdom) Kader muda Socialdemokrasi.Kelompok ini kebnayakannya dari Mahasiswa, dan seperti biasa mereka tidak akan segan menegur atau memperotes siapa saja di dalam Partai yg menurut mereka tidak benar.
Mungkin kalau di tempat saya, kumpulan yg begini kurang disukai oleh pemimpin, tapi saya melihat betapa bijaknya kepala Negara itu, langsung menghampiri kelompok SDU terlebih dahulu dan kemudian duduk di kursi yg disediakan.
Di dalam ruangan itu tidak ada yg sibuk bangun untuk salaman dan tidak ada satu pengawalpun yg dekat dengan Kepala Negara itu dan kelihatan betapa bebasnya dia berjalan kemana saja dia mau.Tak lama kemudian dia menyampaikan orasi politiknya berkenaan dengan hari 1 May. Saya melihata dia seorang yg pantes dijadikan pemimpin, dari gaya dan cara bicaranya.
Setelah selelsai berpidato, sayapun mendekatinya dan mengucapkan ”God morgen Helle” (selamat pagi Helle). Dengan ramah dia menyambut selamat saya dan ngobrol sebentar. Waktu saya mendekat saya tidak melihat ada orang yg menghalangi saya, saya bebas leluasa ngobrol dengan Kelapa Negara itu.
Setelah acara selesai, dan sayapun meninggalkan gedung, di dalam bis pulang kerumah saya merasa sedih, mengingat apa yg terjadi di Nanggroe Meutuah Aceh. Dalam hati saya, saya bertanya. Kapanlah wakil Rakyat Aceh bisa seperti Wakil Rakyat di negeri yg saya tinggal untuk sementara ini. Sebagai anak Nanggroe tentu saja saya masih bisa berharap, agar Wakil Rakyat di tanah kelahiranku TAU akan apa arti WAKIL RAKYAT.
Johan Makmor adalah Warga Aceh yang tinggal di Denmark
Previous Post Next Post