Aalborg, 04/07/16 - WAA (World Acehnese Association) merupakan salah satu organisasi perkumpulan warga Aceh di seluruh dunia mengundang saya untuk mengisi pengajian, zikir, shalawat dan silaturrami dengan warga Aceh di negara Eropa, serta di percayai sebagai Khatib pada hari raya ‘idul fitri 1437 H di menasah Aceh Denmark.
Ini merupakan salah satu cita-cita saya dalam mengembangkan dakwah Islam melalui Syiar zikir dan shalawat, karena dalam beberapa waktu yang lalu saya sudah mengisi kegiatan zikir dan shalawat ke Negara Brunei Darussalam dan Malaysia bersama MAZKA (Majelis Zikir Kota Langsa). Kali ini saya mengisi kegiatan tersebut di negara eropa tepatnya di Denmark, Norwegia, dan negara lainnya yang di domisili oleh warga Aceh.

Sudah kita ketahui bahwa negara denmark merupakan salah satu negara yang memiliki waktu terpanjang dalam melakukan Ibadah puasa, disini ummat islam berpuasa sekitar 20-21 jam lamanya, beda di Aceh khususnya yang berpuasa hanya 13jam atau 14jam. Bila di Aceh hanya berpuasa sekitar 13jam maka warga muslim di denmark harus menambah sekitar 6 atau 7 jam lagi untuk menyempurnakan puasa mereka, ini merupakan tantangan ke imanan bagi saya dan bagi seluruh ummat islam di Eropa. Waktu puasa yang panjang seperti ini diperkirakan akan terus berlangsung sampai 7 atau 8 tahun kedepan.
Setelah itu warga muslim di Negara Denmark dan beberapa negara eropa lain nya akan merasakan puasa dengan waktu yang sangat singkat yaitu hanya sekitar 4 atau 5 jam lamanya.

Waktu yang sangat singkat tidak menjadi problem bagi warga Aceh di denmark dalam menjalankan Ibadah puasa dengan waktu yang panjang dan ibadah taraweh dalam waktu yang sangat singkat. Bagi saya ini menjadi tantangan yang berat karena ini kali pertama saya merasakan puasa di negara eropa. Beda halnya dengan warga Aceh yang sudah berdomilisili 12 tahun bahkan lebih, mereka sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
Menerut salah satu warga Aceh di Denmark dan juga merupakan koordinator WAA (World Acehnese Association ) Tgk. Hasan Basri atau yang sering di sapa Nek Hasan oleh warga Aceh di Eropa, beliau sudah 12 tahun menetap di Negara Denmark tidak ada hambatan dalam melakukan Ibadah puasa serta ibadah yang lainnya dalam bulan Ramadhan, beliau juga menambahkan bahwa bila ada keinginan untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT tidak ada alasan untuk meninggalkannya, bahkan dapat menambah ke imanan kita kepada Allah SWT dengan cobaan yang Allah berikan kepada kita dalam melakukan Ibadah terutama Ibadah di bulan Ramadhan ini.

Untuk meningkatkan kerjasama dalam kegiatan agama dan sosial maka saya sangat berharap bagi pemerintah Aceh untuk mendukung dan menfasilitasi kegiatan-kegiatan seperti ini, karena menerut hemat saya bahwa WAA sering melakukan kegiatan agama dan sosial dalam memperkenalkan Aceh di negara Eropa. Kegiatan ini lah yang sangat di harapkan oleh warga Aceh dan anak-anak Aceh khususnya, lebih-lebih lagi dalam kegiatan keagamaan yang sangat mereka butuhkan dalam membentengi ke imanan mereka, karena mereka hidup di lingkungan, budaya dan eksentensi yang jauh berbeda dengan budaya-budaya Nanggroe Aceh Darussalam.
Oleh, Tgk Abdul razaq S.sos.I
Pengajar di Yayasan Dayah Raudhatun Najah
Dan pembina MAZKA (Majelis zikir Kota Langsa)
melaporkan dari Kota Aalborg, Denmark
Pengajar di Yayasan Dayah Raudhatun Najah
Dan pembina MAZKA (Majelis zikir Kota Langsa)
melaporkan dari Kota Aalborg, Denmark