WAA : Stocholm – Koordinator GAM, Bakhtiar Abdullah mengeluarkan 6 (enam) himbauan yang ditujukan kepada masyarakat Aceh pada saat mengingati 11 tahun perdamaian Aceh.
Bertepatan dengan tibanya tanggal 15 Agustus 2016, genap 11
tahun kesepakatan damai antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM),
maka dengan ini kami sampaikan beberapa hal dan himbauan kepada masyarakat Aceh
untuk ‘haba peuingat’ dengan niat dan tujuan supaya perdamaian di Aceh tetap
terjaga dan masyarakat mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Dengan ini kami
sampaikan sebagai berikut:
1. Damai Aceh melalui MoU Helsinki adalah rahmat dari Allah
yang selalu harus kita syukuri. Dengan adanya perdamaian, sebagian hak
masyarakat telah didapatkan kembali. Maka dengan itu kami berharap supaya
masyarakat Aceh melibatkan diri secara terus menerus dalam menjaga perdamaian
dan mengisi perdamaian tersebut.
2. Dalam damai ini, hendaknya dijaga persatuan dan kesatuan
di dalam masyarakat. Jangan terpecah-belah karena berbeda pandangan politik
atau lain pilihan di dalam pilkada. Tidak boleh ada intimidasi dan kekerasan di
dalam masyarakat. Hendaknya semua saling menghormati untuk kebaikan sesama.
3. Dalam segala hal, ulama harus kita jadikan pedoman dan
tempat untuk kita bertanya. Tengku-tengku dan ulama Aceh telah berjasa menjaga
dan mendidik masyarakat baik di dalam damai ataupun di dalam perang.
4. Masih banyak butir MoU dan kesepakatan Helsinki yang
belum dilaksanakan. Sebagian ada yang menjadi tanggung jawab pemerintah
sebagian lain menjadi tanggung jawab pemerintah Aceh. Pemerintah Aceh harus segera
melaksanakan butir-butir tersebut, dan harus mendesak pemerintah di Jakarta
untuk benar-benar serius mengimplementasikan kesepakatan ini. Akan menjadi
punca konflik kembali apabila yang disepakati tidak dilaksanakan dengan baik.
5. Tahun 2016 merupakan tahun persiapan pilkada Aceh yang
akan dilaksanakan pada tahun 2017. Masyarakat agar jangan tertipu oleh
janji-janji dan jangan terancam dengan ancaman dan intimidasi, sebab pilkada
merupakan hajatan yang dilaksanakan untuk memilih pemimpin yang demokratis.
Apabila pemilihannya berlangsung dengan jujur dan adil, maka akan lahir
pemimpin yang baik. Kalau pemilihannya dilakukan penuh dengan kekerasa dan
kebohongan, maka akan melahirkan pemimpin yang buruk dan tidak membawa kebaikan
kepada masyarakat.
6. Kami menyeru masyarakat internasional, chususnya Uni Eropa
(UE) dan Crisis Management Initiative (CMI) supaya tetap bertanggungjawab
memantau dan memastikan pelaksanaan MoU. Sudah 11 tahun disepakati. Masih banyak
poin MoU yang belum ditinda lanjuti. Ini adalah persoalan yang harus
diselesaikan oleh para pihak, termasuk oleh UE dan CMI.
Demikian himbauan kami, semoga Allah selalu memberikan
kekuatan kepada rakyat Aceh untuk melewati berbagai tantangan dan hambatan
untuk menuju kesejahteraan yang diharapkan.
Bakhtiar
Abdullah
Koordinator
GAM