Kecewa Terhadap BKRA

Masyarakat korban tsunami dari berbagai penjuru Aceh Kecewa Terhadap BKRA, kamis 13 agustus 2009
[Foto Fadhli Senior Project officer Community Advocacy unit-Palang Merah Irlandia].

WAA Kamis 13/08/2009, Kecewa Terhadap BKRA

ACEH - Lima ratusan masyarakat korban tsunami dari berbagai Aceh hari ini kecewa terhadap BKRA, dikarenakan Para petinggi BKRA yang sempat hadir beberapa menit di lokasi (Rumoh PMI) untuk mempresentasikan program rencana kerja BKRA, tiba-tiba pulang tanpa pemberitahuan.

Setelah panitia menunggu BKRA untuk presentasi tentang apa itu BKRA dan tentang program mereka..eee rupanya BKRA sudah tidak ada, beberapa menit kemudian Bapak Edwar Kepala bidang perumahan menelpon tim Advokasi Palang Merah Irlandia mengatakan mereka tidak mau ikut dalam presentasi acara ini dikarenakan banyak sekali masyarakat yang ikut mendengarkannya, mereka sepertinya takut kepada masyarakat yang ingin mendengarkan tentang apa itu BKRA.

Yang diundang Tim Advokasi Palang Merah Irlandia dan sempat datang beberapa menit dan kemudian pulang/lari seperti (orang2 yang bermental tempe /tidak bertanggung jawab/orang-orang seperti ini yang bayar/digaji mahal untuk melayani masyarakat ?) adalah Bapak Edwar Kepada Bidang Perumahan dan pemukiman, asistannya Irvan dan Bapak Yusha Abu Bakar kepala bidang hubungan Donor.

Tim advocacy Palang Merah Irlandia mengadakan pembentukan Dewan Pengarah untuk penyelesaian tempat tinggal layak huni terhadap korban Tsunami Plus (tidak mampu). Ini bertujuan untuk mencari solusi terhadap banyak keluhan yang diterima oleh tim advokasi palang Merah Irlandia sebanyak 3665 kasus diberbagai wilayah Aceh, dikarenakan 40% dari hasil verifikasi ditemukan adanya korban tsunami plus arti sudah menjadi korban tsunami kini kehidupannya miskin/tidak mampu/melarat/dhuafa tapi masih tetap belum mendapatkan rumah, oleh karena itu di pertemuan ini TIM advokasi Juga mengundang Dinas Sosial, PU-Bina marga cipta karya dan Baitul Mal Aceh Besar dan Provinsi, karena intansi inilah yang ada program rumah dhuafa untuk di Aceh saat ini, memang benar adanya seperti hasil dari pertemuan tersebut mereka memang setiap tahun ada alokasi dana untuk program rumah dhuafa.

Akan tetapi ketidakhadiran dari pihak BKRA tidak memberikan gambaran tentang apa itu BKRA, masih banyak masyarakat yang tidak tahu apa itu BKRA, banyak yang mengira BKRA masih sama seperti BRR sesuai dengan namanya “badan kesinambungan” yaitu menyambung pekerjaan-pekerjaan BRR yang tidak selesai, bagi masyarakat korban tsunami yang belum mendapatkan haknya.
Setelah kepulangan “kelarian” staff BKRA, tim advokasi Palang Merah Irlandia melaporkan kejadian ini ke pimpinan BKRA yaitu bapak Iskandar, dan akhirnya diputuskan untuk digantikan oleh juru bicara BKRA yaitu mantan juru bicara BRR Djuanda Jamal.

Setelah Djuanda Jamal hadir dan menjelaskan bagaimana system kerja BKRA dan program kerjanya masyarakat pun mengerti dan mereka mengajak untuk membentuk tim untuk menegosikan permasalahan ini langsung kepada pemerintah Aceh yaitu gubernur karena hanya gubernur yang bisa melaksanakan semua ini atau pun memutuskan akan dibawa kemana korban tsunami yang belum mendapatkan haknya, pembentukan tim ini diwakili oleh masing-masing wilayah yaitu Aceh Barat, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh jaya, Simeulu, sigli , Bireun dan Aceh Singkil. Tim ini meminta langsung untuk didampingi oleh BKRA diwaktu mediasi dengan Gubernur.

Fadhli
Senior Project officer
Community Advocacy unit-Palang Merah Irlandia
0812 6990 437
Previous Post Next Post