Rumah Kita

Tgk Bustami Ibrahim

WAA - Oleh: Tgk Bustami Ibrahim, AMERIKA - Penghormatan saya kepada seluruh warga Aceh di manapun berada, semoga tali silaturahmi bersemikembali se indah masa yang telah berlalu.

Perjuagan kita sebagai bangsa Aceh terhadap tanah Endatu kita masihlah pangjang, maka dari itu marilah kita sama sama bergabung dalam wadah WAA sehinga kita bisa memperjuangkan hak rakyat Aceh dan tanah kelahiran kita dari ketingalan zaman.

Tugas kita sebagai warga Aceh yang diluar negeri, mari kita berpikir apa yang bisa kita laku kan untuk membantu rakan-rakan kita, saudara dan family kita di Aceh. Melalui tulisan ini saya sebagai duta WAA di USA mengajak semua warga Aceh di mana pun anda berada untuk bergabung dalam Wadah WAA semoga kita bisa sama-sama berpikir untuk yang terbaik bagi kita semua.

Semoga tulisan ini menjadi inspirasi untuk saling membuka diri, saling berbicara. Dalamnya laut tentu dapat di duga, dalam dan dangkalnya hati hanya Tuhan dan diri sendiri yang tahu. Kegundahanhati bisa saling memahami, kalau kita mau saling bicara apa yang tersirat , kita akan temui jalan-keluar yang ter-baik menuju ke rumahkita.

Saya memilih judul “Rumah kita” sebab ter-inspirasi oleh perasaan saya yang men-dalam, karena rumah adalah tempat kita berna-ung, beribadat, mengasuh Anak-anak kita, merenung apa yang terbaik untuk kita dan bangsa kita. Juga masih banyak orang Kita-Aceh yangbelum memiliki rumah yang layak huni, menurut standar WHO. Semoga Allah akan membuka pintu rizki yang hingga memiliki rumah.

Doâ kita akan dikabulkan oleh Allah bila kita meyakini Firmannnya dengan baik dan benar, disertai dengan usaha keras, dan mentaati Sabda Rasullullah. Tidak dikabulkan sekarang pasti dikabulkan untuk Anak-Cucu kita di masa yang akan datang. Allah tetap memenuhi janjinya sesuai dengan FirmanNYA yang maha suci.

Kalau kita mau pulang ke rumah, kita tentu harus berniat, mencari tahu bagaimana cara nya, cari tahu dimana letaknya, bila kita telah lama mengembara di bawah Langit yang begitu luas degan penuh pengorbanan. Hidup adalah sebuah perjuangan yang tiada batas, berjuang dan berjuang untuk keluarga kita dan Kaum kita.

“ Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, bila kaum tersebut tidak merubah-nya sendiri”, pernyataan ini sangat jelas bahwasanya takdir hidup tidak akan mampu kita ubah secara pribadi. Dari itu itu mari membuka jendela-hati untuk melihat apa yang ada di dalam dan bagaimana suasana di luar rumah, dan kita melihat apa kira nya yang akan membawa manfaat ?

Bila hanya kita mendengar orang kata, belum tentu kita memahami dengan benar dan betul, bisa saja orang membohongi kita untuk keuntungannya sesaat, atau orang yang berkata tidak memahami dengan benar. Kecurangan dalam menjalani hidup tak-kan pernah abadi.

Maka untuk menuju ke Rumah harus mencari cara terbaik, masalah sampai tidaknya hanya keputusan Tuhan. Nabi Musa pun yang pernah dijanjikan tanah Palestina ( kalau taâat pada Allah), beliau hanya bisa melihat dari kejauhan (tidak sampai ke Yerussalem).

Selalulah berbahagialah hati dalam suatu perjuangan, tanpa perjuangan tak-kan pernah ada perobahan. Hari esok tergantung perbutan kita hari ini. Jangan hanya kita bicara sebuah kesalahan, sebuah kekeliruan, kebodohan kaum lemah, kalau tak ada yang salah pasti tidak ada yang kita sebut Benar.

Pepatah Aceh
“ Perjuangan adalah memperbaiki kesalahan yang pernah terjad ”
” Pat ureuang nyang hana salah, hana bak awai mungken na bak akhee ”
“ Ureuang nyang hana salah Cuma ureuang nyang hana pu buet sapue ”

Artinya ” Tak-kan ada orang yang tak salah, tak salah di awal mungkin salah di akhir, Orang yang tak pernah salah adalah orang yang tak pernah mengerjakan apapun “

Kegagalan adalah sukses yang tertunda (kata orang bijak), asal kita tidak mengulangi dan membela perbuatan yang salah, bukalah jendela hati. Tinggalkan perasaan yang merasakan kita-lah orang yang sangat pandai, sesungguhnya kita pandai karena yang lainnya tidak pandai pada suatu masalah (tertentu/spesifik)yang kita mampu. Perjuangan adalah merenovasi kekeliruan

Mudah-mudahan saatnya telah tiba untuk kita melihat kembali dalam rumah-hati dimana kebenaran yang benar, hingga kekuatan kita menjadi kekuatan yang bermartabat. Bangun kembali saling percaya yang telah ternoda akibat kontaminasi dari perbuatan persekutuan-jahat yang di sponsori oleh angkara-murka. Orang yang berbuat jahat karena hatinya tertutup oleh keserakahannya sendiri, hingga masa depannya berantakan.

Perbedaan pola pikir/pola kerja adalah anugerah Tuhan, tanpa perbedaan manfaatnya tidak akan maksimal.

Inilah pembukaan tulisan saya sebagai bahan renungan dan saya sangat berterima kasih kepada anda yang akan ikut berpartisipasi.. Semoga ini menjadi bahan acuan untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat kita yang telah lama terpuruk.Bila tulisan ini bermakna dan berguna dengan kerendahan hati dan kebesaran jiwaâ saya mohon, disamapaikan pada handai-toulan dimana pun berada.

Takkan berguna suatu keahlian bila masyarakat tidak memerlukan untuk kemakmuran hidupnya sebagai modal untuk berbakti padaTuhan dan Negara. Bila ada saudara kita yang masih terbelakang mari sama-sama kita bersatu untuk membantu Secara moril dan materi (bila mampu). Dan yang memiliki ilmu sumbanglah ilmu-nya walau hanya sedikit.

Itulah rumah, tempat kita kita dilahir kan ke dunia untuk berjuang. Kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah, Surga di bawah telapak kaki Ibu. (ungkapan classic yang perlu kita cari maknanya).

Ibu (bukan perempuan secara biologis) yang saya maksud disini adalah ibu yang berjuang, men-doktrin, membuka pemahaman menuju kesempurnaan dalam mengubah dunia pada suasana yang lebih baik, masyarakat secara umum pasti menginginkannya. Kadang kendalanya hanya sebuah jalan yang belum di temui-nya.

Di tangan Tuhan lah keputusan yang abadi.
Saat Rasulullah akan wafat, Beliau mungucapkan sebuah kalimat, Ya ummati – Ya ummati, beliau merasakan begitu pilu meninggalkan ummatnya yang masih sangat sedikit memahami pengetahuan tentang hidup, tentang makna kehidupan menperbaiki hidup.

Rumahnya Siti Aminah sangatlah sederhana, arsitek saat itu belum lahir dan segala kekacauan disitu hidup dengan suburnya. Di kisahkan oleh Ahli Kitab bahwa Nabi Muhammad lahir di bawah pohon Kurma, begitulahkesederha-an rumah sang ibunda yang telah ditinggalkan oleh suaminya Abdullah ke alam barzah.

Kasihnya bunda yang maha-agung, tulus hingga Nabi Muhammad berjuang mencari makna dari hidup dikehidupan nya, hingga Beliau berangkat mencari jawaban dari persoalan yang ada. Beliau ke gua – hira untuk menyendiri dan merenungi, apa dan bagaimana mengatasi krisis yang telah menahun di negaranya.

Saat hati beliau dalam ketenangan, turunlah Firman Allah di terima yang pertama. Iqrak yang kita maknai : bacalah dengan nama tuhan. Bagi kita ummatmya, dalam ke-tidak adanya jawaban, dalam memperbaiki taraf hidup sebagai pondasi dari dari perjuangan. Sunnah, ini bisa menjadi motivasi untuk melihat, belajar dan memperbaiki kenyataan yang ada, atas nama Allah.

Hidup adalah Perjuangan 
Awal sampai akhir hidup Rasullullah sangatlah sederhana, tapi beliau tidak menginginkan ummatnya hidup dalam rumah yang super-sederhana seperti rumah beliau,Ya ummatii ? Dalam mungubah ekonomi beliau menjalani profesi pertama sebagai penggembala hewan ternak, karena beliau bukanlah seorang sarjana. Dengan rahmat Allah beliau menemui inspirasi yang melebihi inovasi para sarjana saat tersebut.

Zaman tersebut dikenal dengan zaman Jahiliyah, sering disebut zaman kebodohan, padahal Sarjana begitu banyak. Justru kebodohannya ada pada pengambilan kebijakan – hidup dan cara ber-politik, yang tidak tepat, cerita tersebut pembaca sudah lebih dulu memahami. Perjuangan beliau tetap bersemangat.

Para pejuang perjuangan yang belum di mengerti oleh hamba Allah yang lain, ini karena pemahaman oleh individu berbeda menurut latar belakangnya. Dan hamba Allah secara umum sangatlah menginginkan hasil nyata dan segera, ini tidaklah mungkin. Perjuangan adalah memperbaiki sedikit demi sedikit kekeliruan, sunnah Rasul bukan hanya menjalani penderitaan sebagai seorang yatim-piatu yang berjuang dari 0 (nol), bahkan (minus) karena mewarisi hutang yang sangat sulit untuk di lunasinya.

Bila ini sudah tejadi, janganlah mempersalahkan orang tua kita (generasi yang lalu) anggaplah ini tantangan.
Mari kita sambut hari indah dari generasi baru untuk menjadi peminpin kita, buatlah perobahan. Jangan membanggakan kemiskinan, lupakan mengambil untung dari kebodohan dan kemiskinan. Tuhan tidak pernah memberkati hambanya yang menyusahkan hambanya yang lain.

Bersikaplah sebagai Pahlawan yang memperbaiki hidup 
Karena kehidupan yang kacau akan mengacaukan hidup siapa saja esok hari. Mari kita membahagiakan calon ibu bangsa kita, wariskan ajaran yang baik, benar dan betul pada anak gadis kita, jangan biarkan cita-citanya menderita, berilah petunjuk. Memperbaiki hidup hanya terjadi bila pandangan hidup yang telah keliru kita perbaiki. Indahnya sebuah negeri tercermin dari sikap wanitanya.

Akhirul kalam, untuk saat ini mari kita bersatu memahami masalah kita, hingga mencapai cita-cita. Bertanggung jawablah pada tanggung jawab masing-masing. saya sebagai anggota bertanggung jawab sebagai anggota , yang lainnya menurut tanggung jawab masing-masing.

Mari kita lengkapi pembelajaran pada alam, karena alam adalah sumber penghidupan, Universitas adalah standart tehnik, sentuhlah kami kaum kurang ilmu, dan anda tetap kami hormati. Orang yang punya Ilmu beberapa langkah lebih maju, patut membimbing cara kami bekerja agar lebih produktif.

Sebodoh-bodohnya kami, tentu bermanfaat bagi bisnis anda, paling tidak untuk tenaga kasar, bila mungkin salurkan tenaga kami atas saling menguntungkan. Amiin ! Selamat berjuang untuk masa depan yang terbaik untuk generasi yang akan datang ”Selamat ulang tahun WAA yang Ke-II”

Tgk. Bustami Ibrahim adalah Aktivis World Achehnese Association (WAA) berdomisili di Amerika
Previous Post Next Post