Terharu Ketika Menginjak Kaki di Bumi Aceh

Tengku Nurdin bin Tengku A.Rahman (baju hitam) dan keluarga foto bersama pemain Sedati Aceh di Lapangan terbang Sultan Iskandar Muda pada sabtu 18 December 2009 sesaat tiba di Aceh. [Foto/Dok/Waa].

WAA  – Rabu 06/01/2010, Catatan Oleh: Tengku Nurdin bin Tengku A.Rahman

Saya begitu terharu ketika mengijak kaki dibumi tercinta dimana saya pernah dilahirkan dan dibesarkan.

Saya telah pergi meninggalkan tanoeh Endatu begitu lama bertualang begitu jauh dari kampung halaman, sudah lama memang saya tidak menatap wajah bumi ambia yang banyak melahirkan aulia-aulia besar hinggakan di kenal dengan serambi makah sebagai penabur syariat di bumi nusantara.

Selepas kejadian Tsunami Aceh telah banyak berubah, perekonomian begitu pesat dan banyak bangunan-bangunan baru muncul dimana-mana.

Pemarintah Aceh dibawah pimpinan Gubernur Irwandi Yusuf terlihat dalam usahanya banyak menitik beratkan kepada pembangunan ummah dan economi sementara wakil gebernur muhammad nazar banyak memfocuskan kepada pendidikan dan budaya.

Saya lihat mereka berdua sangat padan tapi sayangnya banyak masalah-masalah dalaman yang terkurung tidak ada imformasi dan maklumat untuk ditampilkan kehadapan, jadi akhirnya banyak pembangunan-pembangunan yang tidak merata.

Untuk para wartawan-wartawan kita, perlu meliput berita-berita yang ada dipedalaman dan segera dilaporkan kepada pemarintah setempat supaya pemarintah tidak goyang kaki dan harus bekerja keras untuk memakmurkan masyarakat Aceh.

Selama seminggu saya berada di Aceh banyak masalah yang dapat saya lihat belum tercapai dari agenda masyarakat Aceh, mungkin saja pemarintah Aceh masih membutuhkan lagi masa untuk menggubah masyarakat Aceh keluar dari garis kemiskinan atau mungkin Aceh telah lama terkongkong oleh penindasan-penindasan semasa konflik.

Katakanlan Aceh ada nampak kemajuan dari terdahulu, tapi sudah kah itu memadai, maka mari kita sama-sama membangun Aceh disegala bidang supaya kita jangan sampai ketinggalan, terutama dengan jiran-jiran dan tetangga kita, mari kita sama-sama menjaga keamanan untuk kelancaran pembanggunan dan kemajuan bangsa Aceh itu sendiri.

Hutan Selawah Aceh yang rindang, pelan-pelan pupus akibat penebangan oleh manusia, foto diambil selasa 21 December 2009 [Foto Tengku Nurdin bin Tengku A.Rahman/Waa].
Perekonomian Aceh umumnya bersumber dari pertanian dan perikanan jadi pemarintah Aceh harus mencari alternatif untuk petani-petani Aceh dengan memodenkan pertanian di Aceh dan mencari pasaran antar bangsa untuk di expor hasil dari dalam negeri Aceh, kita harus sadar kita telah lama bergantung kepada jiran kita terutama Medan dalam mengembangkan hasil bumi Aceh, jadi orang lain yang mendapatkan keuntungan dari hasil titik peluh bangsa Aceh. Aceh sudah tiba masanya merubah diri dan berdikari.

Kita lihat di Aceh banyak tempat-tempat menarik, justru itu pemarintah Aceh harus peka dalam mengembangkan banyak pusat parawisata dan melestariakan tempat yang sudah wujud dengan lebih menarik lagi.

Pemarintah Aceh harus mempopularkan parawisata Aceh malalui iklan-iklan negara asing dan harus bekerja sama dengan duta-duta asing untuk menarik turis-turis asing supaya datang melawat Aceh.

Pemarintah Aceh harus mengawal harga-harga makanan harian dan pemarintah Aceh harus kerap memporomasikan budaya-budaya Aceh dan hasil kraf tangan Aceh keluar negara dan mendidik putra putri Aceh membuat hasil kraf tangan dengan ukiran yang menarik.

Kita bangsa Aceh tidak harus lagi bergantung kepada hasil pertanian semata-mata untuk perekonomian dan pemarintah Aceh harus menciptakan banyak peluang kerja dan kraf tangan untuk menstabilkan jarak kemiskinan.

Saya sebagai salah seorang aktivis World Achehnese Association berharap sangat kepada Pemarintah Aceh agar selalu turun kedaerah-daerah untuk membuat lawatan-lawatan supaya dapat mengatahui keadaan masyarakat yang sebenarnya dan jangan hanya melawat ke luar negara saja, Pemarintah Aceh sudah tiba masanya merubah diri jangan memperkayakan diri dan keluarga, tapi yang penting sekali harus pandai membuat masyarakat menjadi kaya dan sejahtera.

Tengku Nurdin bin Tengku A.Rahman adalah Aktivis World Achehnese Association berdomisili di Abu Dhabi.
Previous Post Next Post