Kemba Api malam tahun baroe 2012 (Foto/dok waa) |
WAA - Memasuki tahun 2012 dengan penuh gembira adalah harapan semua orang, namun tidak kurang yang enggan meninggalkan 2011, terutama bagi para pembisnis yang selalu membawa untung, begitu juga dengan orang –orang politik yang pada tahun itu bisa meraih dukungan dan mendatangkan kemakmuran bagi mereka.
Sementara bagi rakyat biasa tahun baru tidak punya makna apa – apa selain menghitung umurnya kian bertambah menjadi remaja, memasuki usia dewasa atau melangkah ke masa tua.
Bagi kami sekeluarga Aceh yang sudah menyewa rumah di Fjerritslev, Denmark sejak 25 februari 2005 atau 2 bulan kurang 7 tahun, tentu bisa melihat bagai mana meriahnya sambutan malam tahun baru di sana, sudah menjadi kebiasaan pada malam tersebut kami tidur telat, apa lagi ada teman yang datang ke rumah, kami akan ambil posisi duduk di ruang tamu dengan membuka penutup jendela kaca besar, jadi kimi bisa dengan leluasa menyaksikan bagai mana kembang api meletus yang mulai perlahan – lahan di lepas ke angkasa sebelum jam 00.00 tiba.
Perlu di tulis, kami tidur telat bukan karena ingin mendapat lailatul qadar pada malam tahun baru Masehi, apa lagi lailatur qadar hanya ada pada bulan ramadhan, akan tetapi pada malam itu biasanya ramai orang lalu lalang di depan rumah, kami punya dua buah sepeda (geutangén)yang selalu kami parking di halaman, takut – takut ada yang pinjam pakai tanpa pemberitahuan, jadi sulit mencarinya besok, apa lagi cerita hilang sepeda pada malam tahun baru sudah pernah kami alami seketika kami baru setahun di Denmark, namun karena sepeda tersebut hanya di pinjam pakai (bukan di curi), maka setelah dua hari kemudian kami temukan tersandar di tepi jalan, bagi kami ketiadaan sepeda tentu akan sangat menyulitkan pergerakan, karena sepeda merupakan salah satu kenderaan yang sangat penting bagi kami di Denmark.
Begitu tengah asik saya menulis di sebuah laptop, suara mesin mercun (bunga api) terus membahana, tiba – tiba seorang teman memberitahu waktunya tinggal 2 menit lagi memasuki jam 00.00, saya pun bangun meraba sebuah kamera Canon EOS 1100D, lalu berjalan keluar rumah memotret – motret bunga api yang sedang menyala di angkasa, sembari fikiran menerawan jauh ke kampung halaman tempat saya di lahirkan.
Riuhnya dentuman letusan bunga api yang juga di bakar sekitar sekitar 10 meter dari rumah kami, membuat anak saya Tasha Nazila dan Tengku Daniel terbangun dari tidur, yang kemudian ikut menyaksikan bunga api berkelap kelip memancarkan sinarnya di langit Denmark., sedangkan si Cut Tania tetap tertidur pulas.
Saya sempat mendekati beberapa anak muda yang sedang asik memacang batang bunga api pada sebuah kotak yang di buat kusus yang di isi dengan pasir, agar bila mercun lepas bisa tepat melaju ke angkasa, mereka sangat senang nampaknya, namun semeriah apapun sambutan tahun baru di Denmark, untuk kali ini saya melihat ada sesuatu yang kurang, yaitu ketidak hadiran salju, nampaknya jika salju ada terlihat seakan – akan penyambutannya lebih meriah.
Hari pertama tahun baru 2011, sekalipun jatuh pada hari minggu, namun saya tetap dengan aktifitas biasa bersama keluarga dan anak – anak di rumah, mengupload beberapa tulisan ke web atjehgoet.com, menulis, membaca, buka fb, dan bekerja , selanjutnya saya hanya dapat berdoa semoga 2012 menjadi tahun yang membawa berkah bagi kami sekeluarga dan bagi seluruh sanak saudara, serta bagi rakyat Aceh di Nangroe dan di mana pun berada.
Akhir kata, saya sebagai Inisiator Aceh Goet, mengucapkan selamat datang 2012 dan selamat tinggal 2011, semoga semuanya bergembira dan bahagia.
Oleh, Tarmizi Age (Mukarram)