![]() |
Makmur Habib Bersama Perdana Mentri Danmark ( Helle Troning ) |
WAA- Disini saya mau bicara sedikit tentang politik di Denmark. Denmark adalah negara demokrasi, rakyat Denmark tidak segan-.segan mengeluarkan suara (pendapat) mereka pada siapa pun. Pada Perdana Mentri atau raja sekali pun. Kebebasan mengeluarkan pendapat ini sangat besar artinya bagi rakyat Denmark.
Tidak ada yang perlu ditakutkan, asal kan masih di dalam lingkaran Undang-Undang dan tidak menyinggung perasaan orang. Dikarenakan warga Denmark takut dengan Undang-Undang, seperti juga orang Aceh takut Durhaka/Teumerka pada Orang Tua.
Di Denmark ada slogan yg tertulis di sebuah bangunan dii Copenhagen. Tulisan itu bunyinya ”Med Lov Skal Land Bygges”. ”DENGAN UNDANG-UNDANG KITA BANGUN NEGARA”.
Hal ini benar-benar dibuktikan oleh warga Denmark. Sesuatu perihal di Denmark harus ada sistemnya dan ada aturannya sehingga kehidupan sehari-hari pun dipengaruhi dengan sistem ini.
Hampir semua keluarga di Denmark punya jadwal seminggu dalam kehidupannya. Sebab itu, tidak lah heran kalau kita mau berkunjung ke rumah teman kita harus buat janji terlebih dahulu.
Denmark ada banyak partai politik, setiap partai punya cara masing-masing untuk membangun dan mengatur Denmark. Tapi, mereka tidak beranjak (diluar ketentuan) dari hukum Dasar Negara Denmark.
Perbedaannya adalah masalah cara pengaturan ekonomi dan cara melayani rakyat. Bisa dikatakan semua partai tidak jauh beda kalau soal melayani rakyat. Yang paling menarik adalah waktu masa kampanye, debat antara kandidat adalah sangat penting, sebab dengan cara itu rakyat akan tahu para kandidat ini bisa bertarung atau tidak, bisa diharap jadi wakil rakyat atau tidak. Karena pengertian wakil rakyat di Denmark sangat lain dengan pengertian wakil rakyat di ”Tanah Rencong”.
Wakil rakyat di Denamrk benar-benar melayani rakyat. Wakil rakyat di ”Tanah Rencong” malah dilayani oleh rakyat. Tidak ada intimidasi atau saling menghujat dalam pertarungan mendapatkan kursi. Semua bertarung secara profesional dan adult (dewasa). Tidak ada tembak-tembakan, tidak ada bakar-bakaran, tidak ada pecat-memecat yang ada hanya memberhentikan diri kalau memang sudah tak suka dengan partai yang mereka ikuti.
Menjadi anggota partai di Denmark memang mudah, tapi sebelum kita diundang sana sini kita di kirimin surat. Kenapa kita masuk partai dan apa tujuan kita.
Dalam kertas (surat) itu ada berbagai jawaban yang barus kita silang (isi). Hal itu bertujuan supaya partai yang bersangkutan mengetahui kalau calon anggota benar-benar mau ikut berpartisipasi atau hanya iseng (ikuta-ikutan).
Anggota partai di Denmark punya nomor masing-masing. Hal ini untuk memudahkan dihubungi kalau ada undangan rapat atau konferensi.
Sebagai anggota yang terdaftar harus membayar iuran setiap tahun kepada partai. Iuran itu untuk keperluan administrasi partaí dan digunakan untuk acara tertentu.
Politik sehat adalah jiwa orang Denmark. Karena dengan cara itu lah Denmark bisa jalan dan maju terus tanpa berhenti di tempat.
Perselisihan paham bukan alasan untuk membeci atau memecat orang. Justru perselisihan paham itu lah yang dijadikan untuk referensi di dalam partai. Dalam arti kata, kritikan dari anggota akan jadi catatan penting, baik itu kelemahan atau kelebihan. Dengan cara itu semua akan mendapatan input (masukan) yang negatif atau positif.
Keritikan sangat di perlukan, tanpa kritikan maka partai akan vacum (monoton). Dalam beberapa pertemuan yang saya hadiri, selalu saja menarik mendengar mereka saling memberi arahan dan kritikan yang bersifat membangun.
Sebagai anggota yang terdaftar di Partai Social Demokrasi yang sekarang ini memerintah Negara Denmark saya sangat bangga dengan cara mereka berdebat. Kelihatan sekali equalnya (sama, kesetaraan), semuanya sama rata.
Kadang-kadang saya berpikir dan berkata pada diri saya sendiri. ”Kalau lah begini caranya di Aceh, tentu tak ada yang merasa dikucilkan, diperkecilkan, dipertuankan, diketuakan dan dipecat”.
Aku yakin suatu hari nanti Aceh juga bisa seperti Denmark. Asalkan mau buat seperti slogan teman saya ”Aceh Akan Goet Meunjoe Ta Peugoet”.
Saya tidak mengatakan bahwa negara yang saya tinggal sekarang ini adalah terbaik. Tapi, kalau negara yang orang kita bilang negara orang ”kafir” ini bisa melayani dan mensejahterakan rakyatnya persis seperti yang diajarkan dalam Alquran dan Hadis Rasul. Kenapa tidak Aceh yang hampir 99.99% beragama Islam tidak bisa melayani dan mensejahterakan rakyatnya seperti yang ditulis dalam Alquran dan Hadis Rasul.
Apakah karena kebanyakan kita hanya pintar membaca Alquran dan membaca Hadis tapi tidak mengerti apa isi atau kandungan di dalam Alquran dan Hadis itu?
Salam Rindu Ku Untuk Mu Saudara Ku Dari Tanah Rantau.
Oleh Johan Makmor Habib Abdul Gani, Awak Aceh Keturunan Gayo Yang Saat ini Berdomisili di Denmark